Bisnis.com, JAKARTA - Produk ikan olahan pada pekan lalu dinilai mengalami kenaikan 10%-15% dari hari-hari biasa. Pada awal Puasa, permintaan komoditas ini diperkirakan naik 50%-100%, bahkan menjelang Lebaran diprediksi menanjak 150%-200%.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut Hutagalung mengatakan, jika diperhatikan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, Bandung, Bali, Semarang, maka permintaan produk olahan cenderung meningkat.
“Sekarang memang terlihat usaha-usaha pengolahan meningkatkan stok bahan baku. Hal ini terlihat dari penyewaan cold storage di sekitar Jakarta, Tangerang, Banten, yang meningkat,” ujarnya melalui surat elektronik, Sabtu (21/6/2014).
Seminggu menjelang Ramadan, lanjutnya, pasokan ikan untuk konsumsi dalam negeri secara umum lancar dan cukup tersedia dengan harga relatif stabil. Harga ikan mengalami penaikan sekitar 5% khususnya untuk ikan laut di beberapa kota, tetapi masih terkendali dengan baik.
Saut menjelaskan pasokan ikan laut ke beberapa kota besar seperti Medan, Manado, Kendari, mengalami penurunan walau tidak signifikan akibat cuaca yang memicu penaikan harga tersebut.
“Namun hal ini hanya berlangsung beberapa hari karena pasokan dari usaha budidaya seperti kerapu, nila, ikan mas, dan lele masuk mengisi pasar. Bahkan harga ikan budidaya di beberapa daerah mengalami penurunan harga,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Darmawan mengatakan memang setiap tahun, permintaan ikan olahan memang terus meningkat di bulan Puasa.
“Apalagi saat ini orang semakin konsumtif dan mencari barang yang instan karena efisiensi waktu. Ditambah lagi, budaya parcel menambah tingkat permintaan makanan olahan,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (22/6/2014).
Meski pihaknya belum menghitung dan memprediksi peningkatan permintaan pada Ramadan tahun ini, tetapi dia sependapat dengan klaim KKP. Alasannya, harga olahan ikan lebih murah dibandingkan dengan harga daging sapid an ayam yang biasanya meroket tinggi.
“Masyarakat yang tidak mampu bakal beralih ke ikan. Maka itu banyak pengusaha ikan yang jauh hari sudah menambah cold storage,” ungkapnya.