Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis perusahaan keramik di Tanah Air mengalami pelemahan sekitar 10% pada semester pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama 2013, diduga akibat kelebihan pasokan di dalam negeri.
Ketua Umum Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan oversupply itu terpengaruh perlambatan bisnis properti maupun proyek infrastruktur lain. “Ini karena ada eforia politik jadi pembangunan berkurang,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (15/7/2014).
Ketidakstabilan nilai tukar rupiah diiringi masa pemilihan umum memengaruhi geliat bisnis domestik termasuk sektor properti. Hal ini berdampak terhadap perilaku konsumen yang menahan diri untuk membeli maupun menyewa hunian, serta pengerjaan proyek propertipun ada yang tertunda.
Produksi keramik pada semester pertama tahun ini diperkirakan berkisar 205 juta meter persegi. Sepanjang tahun ini, kebutuhan di dalam negeri diproyeksikan sedikitnya 410 juta meter persegi.