Bisnis.com, JAKARTA--Operator pelayaran dan legislator mendesak Pelabuhan Cilamaya segera dibangun sebagai langkah antisipasi pertumbuhan kargo nasional.
Desakan pembanguna Cilamaya itu sebagai respon dari pertumbuhan industri Jabodetabek dan Jawa Barat saat ini yang kian tumbuh seiring pertumbuhan kargo nasional.
Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengkhawatirkan, pelabuhan Indonesia tidak mampu mengakomodasi pertumbuhan kargo nasional yang setiap tahunnya terus bertambah tanpa adanya pembangunan pelabuhan baru seperti Cilamaya, yang akhirnya akan berdampak terhadap akan masalah demorage cost tinggi.
Di sisi lain, imbuhnya, pengerjaan pembangunan Cilamaya sudah dilakukan JICA dalam 4 tahun terakhir dan sudah ditawarkan pemerintah kepada investor membangun industri di sana.
Untuk itu, sebaiknya pemerintah segera melanjutkan pembangunan sesuai usulan Kementerian Perhubungan untuk menggeser alur pelayaran 3.000 meter ke arah barat.
"Prinsipnya kan, industri sudah terbangun di daerah sana dan sebaiknya jangan menunda dan berpolemik lagi," ujarnya, Rabu (17/9).
Menurutnya, Cilamaya juga akan mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok yang menjadi pintu utama arus logistik nasional mendominasi 60%-70% arus barang logistik dari seluruh Indonesia.
Adapun potensi bisnis logistik mencapai Rp1.400 triliun rupiah per tahun. Dengan asumsi itu, maka bisnis logistik yang berputar dengan Priok mencapai lebih dari Rp500 triliun.
Hanya saja, imbuhnya, sebagian besar masalah perusahaan logistik dan pelayaran juga berada di Priok. Untuk itu, beban Priok harus dibagi dengan mempersiapkan pelabuhan pengganti atau pelabuhan yang lebih besar sekelas Priok.
Marwan Jafar, anggota Komisi V DPR RI mengatakan, sebaiknya rencana pembangunan Cilamaya diteruskan dengan catatan proses studi kelayakan ulang dan masalah pembebasan lahan telah rampung.
Terkait polemik menyangkut pipa Pertamina yang berada di dasar perairan Cilamaya, imbuhnya, harus diselesaikan dengan duduk bersama antarseluruh stakeholder baik dari Pertamina dan Kementerian Perhubungan. "Iya diteruskan, karena beban di priok sudah luar biasa."
Kementerian Perhubungan telah mengusulkan agar pembangunan alur pelayaran Pelabuhan Cilamaya bergeser 3 ribu meter ke arah barat dengan jarak bebas anjungan sejauh 5.000 meter.
Usulan Kemenhub itu merupakan tindak lanjut dari hasil kajian konsultan independen Mott McDonald dan DNV-GL serta Booz & Co sebagai Supervisor Consultant pada Juni lalu.
Operator & Legislator Meminta Cilamaya Dilanjutkan
Operator pelayaran dan legislator mendesak Pelabuhan Cilamaya segera dibangun sebagai langkah antisipasi pertumbuhan kargo nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhamad Hilman
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
Sritex Ajukan PK Usai Kasasi Pailit Ditolak Mahkamah Agung
1 jam yang lalu