Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah, Produksi Baja Ringan Lokal Cuma Separuh Kebutuhan

Kementerian Perindustrian mengakui lemahnya kemampuan industri nasional dalam memenuhi kebutuhan besi baja.
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian mengakui lemahnya kemampuan industri nasional dalam memenuhi kebutuhan besi baja.

Direktur Industri Logam Dasar Besi Baja Kementerian Perindustrian Budi Irmawan mengatakan Khusus untuk baja ringan, seperti baja lapis seng (BjLS), produksi domestik baru mampu menutup separuh kebutuhan.

“Produksi BJLS dari dalam negeri baru sekitar 600.000 ton dari kebutuhan 1,2 juta ton,” katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (26/9/2014).

Sementara itu, baja lapis seng-aluminium (BjLAS) buatan domestik bisa memenuhi kebutuhan pasar lebih baik ketimbang BjLS. Kapasitas produksi terpasang BjLAS di dalam negeri mencapai 510.000 ton. Rerata kebutuhan baja tipe ini sepanjang tahun sekitar 480.000 ton.

Djamaludin Tanoto selaku Komite Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) mengakui belum semua kebutuhan besi dan baja bisa dipenuhi dari produksi domestik. Impor terbanyak untuk memenuhi kebutuhan sektor otomotif.

Baja buatan dalam negeri pada umumnya belum bisa memenuhi spesifikasi pabrikan otomotif. Pasalnya pabrikan kendaraan membutuhkan baja berkualitas tinggi dengan spesifikasi ketebalan kurang dari 1 milimeter.

Namun, kebutuhan baja konstruksi properti maupun infrastruktur, ujar Djamaludin, umumnya dipenuhi dari dalam negeri. Suplai ke domestik dan ekspor industri besi baja domestik sekitar 50 : 50 dengan total kemampuan produksi mencapai 12 juta ton per tahun.

Kebutuhan besi baja dari sektor konstruksi atau insfrastruktur berkisar 6 juta ton – 7 juta ton. Sedangkan dari sektor nonkonstruksi, otomotif termasuk di dalamnya, sekitar 5 juta ton sepanjang 2014. Permintaan dari bidang noninfrastruktur inilah yang biasanya dipenuhi dari luar negeri.

IISIA menginginkan produsen besi baja domestik meningkatkan konsumsi bijih besi dan batu bara lokal. Serapan ini khususnya ditujukan dalam pengoperasian pabrik tungku tanur tinggi (blast furnance) dalam memproduksi besi.

“Ini supaya menekan cost dan lebih efisien sehingga kita bisa bersaing dengan China. Mereka banyak ekspor bahan jadi ke kita,” ucap Djamaludin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper