Bisnis.com, JAKARTA - Motivasi awal Sukendro berwirausaha adalah keprihatinannya terhadap rusaknya lingkungan hidup dan penumpukan di tempat pembuangan akhir (TPA), kemiskinan dan pengangguran terselubung anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam komunitas Sekolah Alam Medan (SAM) sehingga mengakibatkan beban bagi keluarga dan masyarakat.
Selain itu, Sukendro juga melihat kurangnya penghargaan terhadap produk kreasi daur ulang dalam negeri.
Saat terjadinya krisis moneter pada 1997-1998, Sukendro memutuskan untuk meninggalkan karirnya sebagai pegawai swasta multinasional, dan memulai wirausahanya dengan mendirikan koperasi yang mengelola bisnis produk bahan daur ulang. Produksi hingga penjualan produk dikerjakan oleh para ABK.
Hasil yang sudah terwujud adalah dari segi ekonomi telah terjadi peningkatan pendapatan yang berakibat menambah kapasitas produksi.
Secara psikologis terjadi perubahan sikap masyarakat untuk dapat lebih menerima keberadaan ABK karena persepsi sebagai beban masyarakat sudah hilang.
Dari segi lingkungan, tingkat perusakan lingkungan khususnya penumpukan limbah berkurang dan serta tumbuhnya kebanggaan akan produk kreasi daur ulang dalam negeri.
Sukendro sangat berharap suatu saat nanti pemerintah dan swasta mampu membuka lapangan pekerjaan, serta memberikan bantuan modal yang mudah bagi orang-orang yang mempunyai keterbatasan dan berkebutuhan khusus, namun memiliki keterampilan.