Bisnis.com, JAKARTA—Industri kimia dasar diproyeksikan bakal tumbuh sejauh 6% bila penerapan program penghiliran berlangsung lebih intensif.
Persentase tersebut lebih besar dibandingkan dengan target tahun ini antara 3% - 4%. Perlambatan bisnis di industri kimia dasar pada 2014 terpengaruh depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang melambungkan harga bahan baku impor.
Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam mengatakan apabila tahun depan ekonomi tumbuh 5% - 6% dan industri nonmigas di atas itu, maka sektor kimia bisa menyentuh 6%.
"Kami juga sembari menggenjot penghiliran dan perluasan pasar. Misalnya produk plastik tidak hanya untuk kemasan tetapi juga merambah komponen otomotif," tuturnya saat dihubungi Bisnis, Senin (27/10/2014).
Pada tahun ini bisnis di sektor kimia dasar mengalami perlambatan terlihat dari pertumbuhan pada semester pertama cuma berkisar 2%. Sepanjang tahun lalu industri ini tumbuh mencapai 10% (year on year).
Kendati produktivitas melemah tetapi minat investasi tidak surut. Selama triwulan ketiga tahun ini industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi termasuk dalam tiga besar bidang usaha yang mendapat kucuran investasi terbanyak.
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) ke sektor itu adalah yang terbanyak kedua senilai Rp5,6 triliun dari 32 proyek. Nilai penanaman modal asing (PMA) adalah yang terbesar ketiga US$998,9 juta dari 115 proyek.
Total PMDN yang terbenam di industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi selama Januari - September sejumlah Rp9,03 triliun. Adapun penanaman kapital dari investor asing terkumpul sekitar US$2 miliar.
Tren perkembangan investasi dan kinerja industri kimia bertolak belakang. Ini disebabkan bisnis terganjal ketergantungan impor bahan baku yang pergerakan harganya sensitif terhadap dinamika nilai tukar rupiah.
"Struktur bahan baku industri kimia dasar belum lengkap, banyak yang mendirikan pabrik tetapi bahan bakunya impor. Jika kita punya alternatif bahan baku [subtitusi impor], industri ini lebih menarik," kata Khayam.
Oleh karena itu subtitusi impor perlu ditingkatkan dan penghiliran industri diintensifkan. Pengolahan di dalam negeri bertujuan agar Tanah Air memeroleh nilai tambah lebih besar. Kemenperin menginginkan penghiliran berlangsung lebih dari satu tahap.