Bisnis.com, JAKARTA–Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menyetujui alokasi gas yang nantinya digunakan untuk kebutuhan gas pada pipa Arun-Belawan.
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Johanes Widjonarko, mengatakan gas tersebut mulai dialirkan pada 10 Desember 2014 mendatang.
Menurutnya, alokasi gas kepada PT Pertamina (Persero) sebesar 185 Mmscfd akan dialirkan selama 5 atau 6 hari yang berasal dari tail gas Lapangan Aso dan Blok North Sumatra Offshore (NSO) milik Exxon Mobil.
“Kami mengucapkan terima kasih dan menyambut baik keputusan dan dukungan dari SKK Migas ini,” kata Presiden Direktur PT Pertamina Gas (Pertagas) Hendra Jaya dalam keterangan resmi, Senin (1/12/2014).
Setelah konstruksi selesai, ujar Hendra, maka dapat dikatakan pipa Arun-Belawan siap beroperasi dengan adanya kepastian alokasi gas yang memadai untuk uji coba (commissioning).
Dengan siap beroperasinya pipa Arun-Belawan, maka kebutuhan energi utamanya untuk industri dan listrik di Aceh dan Sumatra Utara dapat terpenuhi.
Dia menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendukung kelancaran proyek Arun-Belawan ini. Selain untuk memenuhi kebutuhan PLTGU Belawan di Sumatra Utara, ke depan pipa Arun- Belawan akan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan Kawasan Industri Medan (KIM) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.
Proyek pipa Arun-Belawan sepanjang ±350 km ini terintegrasi dengan Kilang Regasifikasi Arun yang akan mengubah LNG menjadi gas dan selanjutnya akan dialirkan ke dalam pipa.
Nantinya setelah proyek Kilang Regasifikasi Arun selesai, maka pasokan gas melalui LNG bisa didapat dari mana saja.