Bisnis,com, BATU-Petani di Kota Batu, Jawa Timur, hingga kini belum beralih ke pertanian organik, menyusul masih sulitnya menjual hasil pertanian organik.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu, Sutedjo, mengatakan program pertanian organik yang sedang digalakkan Pemerintah Kota (Pemkot) Batu tampaknya harus dipersiapkan lebih matang.
“Karena dalam prakteknya di lapangan sebagian besar petani masih belum 100% siap untuk beralih ke pertanian organik,” kata Sutedjo, Rabu (17/12/2014).
Menurutnya pertanian organik di wilayah Torongrejo misalnya kendati telah dijadikan sebagai salah satu pilot project namun petani setempat masih belum sepenuhnya beralih ke organik.
Dalam menggarap lahannya petani masih memakai pupuk campuran yakni 50% pupuk organik dan 50% pupuk anorganik. Bahkan ada sebagian petani yang memakai perbandingan 30% pupuk organik dan 70% pupuk anorganik.
“Kami berharap dinas pertanian dan kehutanan (distanhut) kota Batu membuat area percontohan terlebih dulu yakni satu desa menyiapkan satu hektare lahan,” jelas dia.
Selanjutnya lahan percontohan tersebut ditangani secara serius mulai awal penggarapan hingga pemasaran. Jika hasilnya bagus dan lebih menguntungkan maka secara otomatis petani akan terangsang untuk beralih ke pertanian organik secara total.
Kepala Desa Torongrejo Kota Batu, Sugeng Santoso, mengatakan belum sepehuhnya petani beralih ke pertanian organik karena petani takut mengalami gagal panen.
Petani mengaku bertani organik itu tidak mudah. Selain itu petani juga kesulitan menjual hasil panennya karena Pemkot Batu sendiri sejauh ini belum membantu mencarikan pangsa pasar untuk petani.
"Gapoktan Torong Makmur mewadahi delapan kelompok tani. Petani yang tergabung dalam gapoktan umumnya adalah petani berbagai jenis sayur mayur,” ujarnya.
Kepala Distanhut Kota Batu, Arif As Sidiq, sebelumnya mengatakan tugas memasarkan hasil pertanian organik merupakan pekerjaan rumah (PR). Pihaknya sejauh ini masih menjajaki kerja sama dengan jaringan ritel pasar modern.
“Harapannya seluruh produk sayuran organik di Batu bisa terserap,” tambah dia.