Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 5 Kendala Ekspor Produk Alas Kaki Indonesia

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menargetkan nilai ekspor yang kurang lebih sama dengan tahun lalu sebesar 4 miliar dolar AS pada 2015, karena situasi pasar yang kurang bagus, baik di dunia maupun di Indonesia.
Sepatu/examiner.com
Sepatu/examiner.com

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menargetkan nilai ekspor yang kurang lebih sama dengan tahun lalu sebesar 4 miliar dolar AS pada 2015, karena situasi pasar yang kurang bagus, baik di dunia maupun di Indonesia.

Ketua Umum Aprisindo Eddy Widjanarko menyebut meski sudah memiliki pasar ekspor yang cukup luas, market share ekspor alas kaki dari Indonesia masih kecil, di angka 2%. Setidaknya ada lima kendala yang dihadapi para pelaku industri.

Pertama, masih adanya ketidakpastian soal kenaikan upah minimum baik untuk regional maupun kota/kabupaten (UMR dan UMK).

Seharusnya pembahasan upah minimum dilakukan dua tahun sekali. Sehingga pengusaha bisa berhitung dan menghilangkan ketakutan para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

“Semua investor yang mau masuk di Indonesia kendalanya cuma satu, UMRnya tidak bisa dikontrol,” katanya.

Kedua, kemudahan impor bahan baku, karena industri pendukung untuk bahan baku tidak berkembang di Indonesia. Untuk perusahaan besar, penggunaan bahan baku impor bisa mencapai 50%.

Seharusnya pemerintah memberikan insentif agar industri hulu bisa berkembang.

Ketiga, mengenai perpajakan. Pemerintah seharusnya mencari wajib pajak yang belum terdaftar.  Tidak hanya pengusaha yang selalu menjadi target. Investor akhirnya enggan masuk, karena merasa diperas habis-habisan.

Keempat, soal infrastruktur yang saat ini tidak ada kepastian. Akses ke pelabuhan-pelabuhan masih  menjadi kendala. Proses pengiriman masih memakan waktu yang lama. Contohnya seperti solar, yang seharusnya harga untuk industri lebih murah daripada harga retail ke masyarakat.

Kelima, soal relokasi. Para pengusaha yang akan melakukan relokasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur masih terkendala karena tidak tersedianya kawasan industri di dua provinsi tersebut.

Akibatnya perusahaan harus melakukan relokasi di non-kawasan industri yang izinnya lebih susah dan biayanya lebih mahal. Sekitar 30-40% pengusaha alas kaki merencanakan relokasi industri. (Bisnis.com)

BACA JUGA:

GOLDEN  GLOBE 2015: "Boyhood" Film Drama Terbaik

Hebat, Robot Bayi Smiby Hilangkan Kesepian Lansia

WAGUB DJAROT: Pejabat Pakai Narkoba Dicopot & Terancam Dipecat


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Avisena
Editor : Nancy Junita
Sumber : Bisnis.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper