Bisnis.com, BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat mempertanyakan keseriusan pemerintah melakukan imigrasi angkutan umum yang menggunakan BBM ke BBG lewat program converter kit.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar Sumarwan HS mengatakan tindak lanjut program converter kit pemerintah pusat sampai saat ini semakin tidak jelas perkembangannya.
Menurutnya setelah harga BBM turun, animo pada munculnya transportasi umum yang memakai BBG meredup. “Converter kit itu kami tanyakan kelanjutannya pada pemerintah,” katanya di Bandung, Selasa (27/1).
Sumarwan mengaku konversi BBM ke BBG di Jabar sangat penting karena kerapkali kelangkaan pasokan BBM terjadi.
Namun, pihaknya sampai saat ini tak kunjung mendapatkan informasi bahkan tambahan converter kit sejak dua tahun terakhir. “Belum, belum ada lagi sampai sekarang,” katanya.
Pihaknya menilai masalah converter kit tak lagi ramai dibicarakan juga terkait masih minimnya bisnis SPBG. ESDM Jabar sendiri mendesak Pertamina segera menambah jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di sejumlah daerah.
Dia mencatat saat ini jumlah SPBG di Jabar masih sangat minim. Menurutnya dari 27 kabupaten/kota di Jabar jumlah SPBG milik Pertamina baru hanya satu. “Masih minim, cuma di Bandung. Harusnya bertambah. Sekarang terbatas dakam kota,” katanya.
Menurutnya keberadaan SPBG dinilai mesti dipersiapkan dari sekarang mengingat kemungkinan moda transportasi di Jabar ke depan akan mengadopsi pemakaian converter kit.
Jabar sendiri lebih bersikap menunggu komitmen pusat melakukan konversi BBM ke BBG angkutan umum meski program tersebut jika serius bisa mengatasi persoalan BBM bersubsidi.