Bisnis.com, JAKARTA—Bisnis kapal offshore dalam negeri akan menemukan sejumlah hambatan untuk mengembangkan bisnisnya di tengah keadaan lemahnya pertumbuhan ekonomi.
Berikut sejumlah hambatan dalam bisnis angkutan minyak dan gas berdasarkan pemaparan dari Presiden Direktur PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS)
- Jatuhnya harga minyak dari ke kisaran US$40 dan LNG ke US$7-US$8 MMBTU.
- Kebijakan anggaran transportasi SKK Migas yang dipangkas 25% dan akan diikuti Pertamina yang berencana menurunkan harga sewa dan menunda sejumlah proyek migas.
- Melemahnya rupiah, sehingga harga kapal meroket naik.
- Naiknya bunga bank dan pengetatan likuiditas sehingga sulit mendapatkan pinjaman bank dalam mata uang dollar AS dan rupiah.
Menurut Presiden Humpuss Intermoda Transportasi, keempat faktor ini akan membayangi rencana bisnis offshore dalam negeri.
Untuk itu, Humpuss sendiri pada kuartal I tahun ini akan focus mengevaluasi kondisi ekonomi, bisnis, moneter dan fiskal dalam negeri sebelum melakukan ekspansi.
Rencananya, HITS akan membeli tiga kapal baru guna mendukung operasionalnya. “Namun, ini tergantung situasi kondisi makro,” ujar Theo kepada Bisnis, Minggu (15/2)