Bisnis.com, JAKARTA- Banjir yang melanda DKI Jakarta pekan lalu ternyata masih menyisakan beberapa masalah dalam kegiatan delivery peti kemas dan pengambilan barang di lapangan penumpukan TPK Koja.
General Manager TPK Koja Agus Hendrianto mengatakan, kondisi jalan raya yang mulai rusak disekitar Tanjung Priok sulit dilewati oleh truk pengangkut petikemas, yang berakibat pada rendahnya kegiatan pengambilan dan pengiriman petikemas.
Di sisi lain, kata dia, kegiatan pelayanan bongkar muat petikemas dari dan ke kapal berjalan normal sebagaimana biasanya.
"Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan tingkat kepadatan lapangan penumpukan petikemas (yard occupancy ratio)," ujarnya, dalam jumpa pers hari ini, di TPK Koja, Senin (2/3/2015).
Dia mengatakan, kondisi jalan raya berangsur pulih, pengguna jasa, khususnya impotir, hampir secara bersamaan mulai melakukan pengambilan petikemas (delivery).
Akibatnya,kata Agus, di tengah kondisi YOR yang tinggi, kepadatan di area lokasi lapangan penumpukan TPK Koja tak terhindarkan, yang pada akhirnya menyebabkan arus ke luar petikemas menjadi terhambat.
“Kami menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pengguna jasa TPK Koja atas ketidaknyamanan yang dialami dalam beberapa hari belakangan ini. Untuk mengurai kepadatan ini, kami telah berkoordinasi dengan pihak Bea dan Cukai untuk menambah jumlah jalur gate out”paparnya.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, kata Agus, hambatan lain yang dihadapi pengguna jasa TPK Koja adalah kondisi akses keluar, akses yang biasa dilalui yaitu melalui Jl. Dobo, ditutup oleh pengelola proyek pembangunan jalan tol, sehingga kendaraan truk pengangkut petikemas, truk tanki, maupun kendaraan kecil dari arah TPK Koja, PT. Jakarta Tank Terminal, dan dari PT. Graha Segara terpaksa harus keluar melalui Jl. Digul yang mengakibatkan terjadi penyempitan (bottle neck) dan pertemuan arus kendaraan sehingga menyebabkan kemacetan panjang sampai kedalam area TPK Koja.
“Kami akan terus mencari dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, dan juga berkoordinasi dengan intansi terkait laiinya guna mengatasi masalah ini”, paparnya.
Kalangan importir juga sempat mengeluhkan terhambatnya kegiatan delivery peti kemas impor melalui TPK Koja,pada akhir pekan lalu.
Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) DKI Jakarta, Subandi mengatakan, hambatan delivery itu akibat rusaknya salah satu alat transtainer yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan peti kemas atau lift on-lift off (Lo-Lo) dari container yard ke truk.
Akibatnya,kata dia, kegiatan delivery atau pengeluaran barang impor yang sudah mengantongi surat perintah pengeluaran barang (clearance pabean) terpaksa tertahan berjam-jam bahkan ada yang sampai tertahan satu hari, yang diduga akibat rusaknya peralatan jenis transtainer di terminal peti kemas itu.
"Truk trailer tidak bisa langsung memuat peti kemas impor itu untuk langsung delivery keluar pelabuhan menuju gudang importir maupun pabrik.Hal ini mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit," ujarnya.
Subandi mengatakan, akibat antrean truk di dermaga TPK Koja karena tidak bisa melakukan delivery tersebut berdampak pada kemacetan yang semakin panjang di luar gate.
"Sehingga kondisi ini semakin memperparah kemacetan di luar pelabuhan," paparnya.
Dia mengatakan, importir mengalami kerugian akibat kemacetan pelayanan di TPK Koja dalam dua hari terakhir ini, al; tersendatnya pasokan bahan baku ke pabrik maupun