Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menyederhanakan proses pendistribusian beras ke masyarakat, untuk mencegah terlambatnya pasokan yang dapat membuat harganya melonjak.
Pratikno, Menteri Sekretaris Negara, mengatakan Presiden Jokowi ingin jaminan jadwal panen di dalam negeri, agar dapat mengelola stok beras dengan baik. Selain itu, Presiden juga ingin mempercepat distribusi beras dan menyederhanakan proses pendistribusiannya.
“Cara yang dibahas di dalam rapat kabinet terbatas itu dilakukan untuk mengantisipasi penaikan harga beras di masyarakat,” katanya di Komplek Istana, Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2015).
Pratikno menuturkan Presiden Jokowi juga menginginkan jaminan ketersediaan stok beras di Badan Urusan Logistik atau Bulog. Nantinya, Bulog akan menyerap hasil panen petani untuk menggantikan stok yang telah digelontorkan kepada masyarakat.
Menurutnya pemerintah berharap panen raya yang akan terjadi dalam waktu dekat tidak membuat harga beras dan gabah kering di tingkat petani anjlok. Pasalnya, Badan Pusat Statistik telah melaporkan penurunan harga gabah kering panen di tingkat petani pada saat harga beras melonjak.
“Nanti beras yang keluar dari Bulog akan digantikan dengan beras yang masuk dari panen, sehingga stoknya kembali stabil. Kami juga berharap panen raya kali ini tidak menekan harga beras dan gabah kering panen di tingkat petani,” ujarnya.
Seperti diketahui, BPS melaporkan harga gabah kering panen pada Februari 2015 turun menjadi Rp4.922,52 per kilogram, dan harga gabah kering giling menjadi Rp5.357 per kilogram.
Penurunan harga gabah palinh banyak terjadi di Pulau Sumatra, karena panen raya yang berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan wilayah lain.