Bisnis.com, JAKARTA - Anjloknya harga baja dunia membuat pelaku usaha industri baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, ingin menggenjot kinerja dari bisnis nonbaja untuk mendongkrak keuntungan.
Presiden Direktur Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim menyatakan dia berharap anak-anak usaha di bidang nonbaja bisa menyumbangkan hingga separo dari keuntungan grup perusahaan.
“Kami bercita-cita dalam 3-5 tahun ke depan proporsi revenue dari sektor nonbaja bisa sampai 35%,” katanya dalam kunjungan kerja ke kantor Redaksi Bisnis Indonesia, Selasa (10/3/2015).
Dia menyebutkan pada tahun lalu revenue grup emiten berkode KRAS ini berkisar US$2,2- US$2,5 miliar. Diversifikasi bisnis, katanya, harus dilakukan agar rapor perusahaan tak terjun bebas terutama saat kondisi harga baja dunia anjlok seperti tiga tahun terakhir.
Demi mendukung cita-cita tersebut, Krakatau Steel mengembangkan usahanya ke beberapa bidang bisnis yang nonbaja. “Kami harus dorong pertumbuhan yang lebih cepat dari nonbaja,” ujarnya.
Saat ini ada 11 anak usaha KRAS antara lain bergerak di bidang pembangkit listik, penyedia jasa pelabuhan, penyedia air industri, penyedia teknologi informasi, penyedia layanan kesehatan, pengelolaan kawasan industri, dan penyedia jasa konstruksi.
“Kami ingin ada diversifikasi bisnis, tetapi enggak ingin ada di semua bisnis. Kami enggak mungkin berkonglomerasi ke bidang-bidang yang terlalu aneh seperti departement store. Saat ini yang paling prospektif, pelabuhan, kawasan industri,” jelasnya.