Bisnis.com, JAKARTA—Produsen keramik meyakini bakal terjadi penurunan volume produksi sedikitnya 10% setara 50 juta meter persegi sepanjang tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga menyatakan potensi pasar pada 2015 condong kepada penurunan produksi ketimbang pertumbuhan.
Dia memperkirakan produksi akan menyusut ke level 450 juta meter persegi dari 500 juta meter persegi pada tahun lalu.
“Kami masih akan lihat lagi ke depan, yang pasti sekarang ini demand dan suplai tidak seimbang karena suplai lebih tinggi jadi ada stok. Penyebabnya tidak bisa dipastikan,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (12/3/2015).
Elisa menyebutkan beberapa faktor yang berpotensi menekan penjualan keramik, seperti realisasi stok di tataran produsen maupun distributor .
Selain itu juga terpengaruh pelemahan geliat sektor properti dan pengerjaan berbagai proyek yang belum masif.
Asaki mengaku tidak bisa memastikan berapa stok yang ada di lapangan. Rerata stok produksi di pabrikan berada di level sebulan hingga dua bulan. Apabila stok di atas dua bulan biasanya menyebabkan pengiriman barang berkurang.
“Pada Februari ini situasi terjelek sejak akhir tahun lalu. Pengiriman dari pabrik ke distributor turun 20%, kalau sudah turun segitu artinya bisnis sedang berat maka produksi harus diturunkan juga,” ucap Elisa.
Menurutnya secara umum produsen mulai menurunkan volume produksi, kini rerata 30 juta meter persegi setiap bulan. Untuk menghasilkan produksi dengan jumlah yang sama dengan tahun lalu sekitar 500 juta m2, produksi bulanan rerata 41 juta m2