Bisnis.com, JAKARTA—Produsen kaca lembaran dan kaca pengaman mengaku tak bisa seketika menaikkan harga menyusul bertambahnya biaya produksi.
Ketua III Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan sekalipun harga dipangkas, asosiasi tidak yakin barang yang menumpuk bisa langsung terserap karena masih harus bersaing dengan produk impor.
“Sekarang produsen sedang wait and see karena tidak bisa begitu saja kita jatuhkan harga jual, nanti bagaimana dengan mereka yang sudah beli pada bulan sebelumnya,” tutur Yustinus, di Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Struktur biaya produksi cenderung terus bengkak salah satunya terpengaruh kenaikan harga bahan baku, ongkos distrbusi, upah buruh, tarif listrik, hingga depresiasi rupiah. Tapi produsen kaca tidak bisa begitu saja melakukan penyesuaian harga jual mengikuti pergerakan biaya produksi.
Berbagai hal melatarbelakangi pelemahan permintaan di dalam negeri, satu hal yang sangat disoroti pebisnis adalah gempuran impor. Kaca dari luar negeri dikhawatirkan semakin banjir tatkala investor China mulai mengoperasikan tungku baru di Malaysia.
Permintaan di dalam negeri Malaysia jelas tidak sebesar Indonesia. Oleh karena itu perusahaan China tersebut diyakini akan menggenjot ekspor. RI dikhawatirkan bakal jadi sasaran empuk mereka untuk melimpahkan barangnya ke pasar global.
“Kalau harga di dalam negeri naik nanti malah tambah banjir impor. Kondisi ini jadi bumerang bagi kami sendiri,” ujar Yustinus.