Bisnis.com, SURABAYA - Pengelola pasar induk agrobisnis (PIA) Jemundo, PT Puspa Agro siap menjadikan pusat pasar induk Indonesia karena komitmennya melakukan pembenahan kinerja di sejumlah lini bisnisnya.
"Berbagai hal tersebut kami realisasi untuk meningkatkan produk lokal pada masa mendatang," kata Komisaris PT Puspa Agro, Erlangga Satriagung, di Surabaya, Sabtu (4/4/2015).
Meski demikian, upaya itu perlu didukung oleh peran pemerintah dalam menjaga produk petani. Misalnya, membenahi beberapa infrastruktur dan akses menuju Puspa Agro sehingga memudahkan petani mendistribusikan produknya.
"Kami optimistis, dengan langkah bisnis itu Puspa Agro akan menjadi pusat transaksi agro di dunia pada tahun 2025," ujarnya.
Untuk mencapainya, jelas dia, pihaknya didukung dengan telah dioperasionalkannya sebanyak 26 kantor cabang di Tanah Air. Sementara itu, selama ini transaksi perdagangan sejumlah petani di Jatim pada umumnya masih dilakukan oleh beberapa tengkulak. Khususnya, ketika petani menjual produknya.
"Akibatnya, harga jual produknya ditetapkan dengan harga rendah," katanya.
Oleh sebab itu, tambah dia, pihaknya selalu melakukan format baru dalam menjalin kerja sama dengan petani. Kemudian, perusahaan itu akan membeli produk petani dengan harga cukup tinggi dibandingkan yang diterapkan tengkulak lain.
"Dengan begitu, dalam melaksanakan transaksi terhadap petani kami mempunyai komitmen tidak mengambil keuntungan besar atau hanya dua hingga tiga persen dari nilai transaksi," katanya.
Tindakan tersebut sekaligus bertujuan melawan gempuran produk agrobisnis impor yang kini semakin membanjiri pasar perdagangan nasional. Dengan cara itu, diharapkan peredaran produk agrobisnis lokal bisa lebih luas dibandingkan produk asing.
"Selain itu, mampu mengedukasi pasar perdagangan nasional mengingat produk agrobisnis lokal berkualitas lebih baik daripada impor," katanya.
Mengenai program 2015, lanjut dia, salah satunya pengembangan hidroponik yang melibatkan kaum muda. Melalui langkah itu maka produk yang dihasilkan terjamin sehat dan bebas dari polutan. Bahkan, juga mengembangkan petani di wilayah perkotaan.
"Kehadiran Puspa Agro juga kami jadikan pusat perlawanan produk impor di mana tidak ada tempat berdagang untuk segala komoditas asing. Kami mau menggemakan jargon tersebut karena kini kondisinya sudah mengkhawatirkan dan produk impor sudah masuk ke desa," katanya. []