Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku sektor maritim Asia menyerukan industri pelayaran harus beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan kondisi pasar agar dapat secara efektif menangkap peluang dan menjamin masa depan industri ini.
Dalam pertemuan jelang Sea Asia 2015 akhir April di Singapura, Rabu (8/4), pelaku industri maritim dan pelayaran menyoroti harga komoditas yang bergejolak serta fluktuasi pasokan dan permintaan sebagai pendorong utama di balik perubahan kondisi industri ini.
Oleh sebab itu, Managing Director Precious Shipping Ltd. Khalid Hashim melihat kondisi pasar ini telah menciptakan tantangan besar bagi sektor pelayaran curah kering.
“Perlambatan ekonomi dalam industri real estate China, misalnya, telah mengurangi permintaan bijih besi pada saat ketersediaan armada kapal global berlebih," katanya dalam rilis yang diterima Bisnis.
Hashim mengatakan antara 2009 dan 2012 kapasitas total curah kering hanya tumbuh sebesar 12.13% year on year.
Dia menambahkan bahwa industri harus mengambil tindakan untuk mengelola tantangan ini.
Hasim menyarankan perusahaan pelayaran curah kering untuk fokus dalam mengontrol efisiensi dan mengelola biaya ketika menghadapi kondisi buruk.
“Salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan scrapping atau menjual aset yang lebih tua, sebuah langkah yang juga memungkinkan mereka untuk menghasilkan lebih banyak uang,” imbuhnya.
Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan ekuitas dengan kembali ke pasar modal guna memastikan mereka memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung bisnis dari waktu ke waktu
Ketua Singapore Maritime Foundation (SMF) dan Managing Director Keppel Offshore & Marine Ltd, Michael Chia mengatakan fluktuasi harga komoditas adalah realitas baru yang lain berdampak bagi industri pelayaran.
"Rendahnya harga bunker memiliki dampak positif pada industri pelayaran tetapi sektor kelautan dan teknik akan menghadapi beberapa kendala dalam mengamankan pesanan baru.
Untungnya, menurut Chia, industri memiliki backlog permintaan yang akan membayangi sepanjang tahun ini dan 2016.
Sementara itu, Chia menyarankan industri pelayaran perlu fokus pada peningkatan produktivitas, pengurangan biaya dan efisiensi untuk mengelola volatilitas harga komoditas ini.
Dia menambahkan kondisi ini juga memberikan tantangan jangka pendek bagi industri migas lepas pantai. “industri ini tangguh dan prospek jangka panjang tetap kuat,” ujarnya
Bahkan kegiatan eksplorasi dan produksi migas di kawasan Asia Pasifik telah mencapai rekor US$723 miliar pada 2014 dipicu meningkatnya permintaan energi.
Dia menjelaskan industri pelayaran perlu bersiap diri untuk merebut tren ini karena pertumbuhan urbanisasi dan kelas menengah kawasan Asia terus tumbuh walaupun harga minyak dunia mengalami penurunan saat ini.
Industri Pelayaran Diimbau Lakukan Efisiensi
Pelaku sektor maritim Asia menyerukan industri pelayaran harus beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan kondisi pasar agar dapat secara efektif menangkap peluang dan menjamin masa depan industri ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
15 menit yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
15 menit yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 menit yang lalu
QRIS NFC Meluncur Kuartal I/2025, Naik MRT Tinggal Tap!
41 menit yang lalu
Aturan Kemasan Rokok Polos, Kemenkes Dituding Langgar Hak Konsumen
48 menit yang lalu