Bisnis.com, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur diminta serius menyelesaikan pembangunan Bandara Samarinda Baru karena bandara ini bakal menjadi penggerak perekonomian di provinsi tersebut.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman Kalimantan Timur Aji Sofyan mengatakan sebagai Ibu Kota Provinsi Kaltim, Samarinda hingga saat ini belum memiliki bandara yang ideal untuk menopang aktivitas ekonomi di kota tersebut. Hal ini berdampak pada turunnya daya saing Kaltim ditingkat nasional.
“Ibukota provinsi kan Kota Samarinda, bukan Balikpapan, tetapi sampai pada hari ini nasib Bandara Samarinda Baru masih terbengkalai,” katanya dalam acara Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Dalam Rangka Menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Eknomi Asean 2015 di Samarinda, Senin (13/4/2015).
Aji mengemukakan terbatasnya konektivitas transportasi dari dan ke Samarinda telah menurunkan daya saing daerah tersebut dalam menarik arus investasi.
Keterbatasan itu membuat aktivitas bisnis di kawasan ini tidak lagi efisien. “Banyak jalur destinasi yang tidak bisa ditempuh dari Ibu Kota Provinsi ini [Kota Samarinda],” jelasnya.
Dia mencontohkan untuk menuju Pontianak saja, pesawat harus transit dulu di Jakarta, setelah itu baru ke Pontianak. Hal ini tentunya membuat perjalanan bisnis tidak lagi efisien karena membutuhkan waktu lebih lama dan biaya yang tentunya lebih mahal.
“Saya tidak bisa bayangkan jika ini berlaku dengan barang-barang yang mudah busuk. Jelas tidak akan ada pelaku usaha yang mau,” sebutnya.
Sebagai catatan, akhir tahun lalu, Pemprov kaltim menyebutkan pembangunan bandara baru tersebut tinggal menyisakan pembangunan sisi udaranya, sedangkan sisi daratnya sudah diselesai dibangun.
Namun, hingga April 2015 ini, belum ada kejelasan terkait progres pembangunan sisi udara tersebut, bahkan beredar kabar Pemprov kekurangan dana untuk menyelesaikan pembangunan bandara ini.
Padahal sesuai rencana, pembangunan bandara tersebut ditargetkan selesai pada Desember 2016.