Bisnis.com, BANDUNG - Potensi pasar kopi luwak Jawa Barat untuk memperbesar pasarnya di Eropa, khususnya Belgia, pada kenyatannya masih terkendala jumlah produksi yang terbatas dari petani lokal.
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Barat menyatakan produksi kopi luwak pada tahun ini diperkirakan hanya mencapai 8 ton menyusul penurunan produksi akibat anomali cuaca.
Wakil Ketua AEKI Jabar Iyus Supriyatna mengatakan ekspor kopi luwak memang masih dikatakan sedikit, karena masih membidik pasar domestik yang penyerapannya mencapai 8,75 ton.
“Kalau anomali cuaca tidak terjadi, pasti kami mampu meningkatkan ekspor hingga 10-15 ton. Namun, kami sekarang hanya mematok sama seperti tahun lalu yakni 8 ton,” ujarnya, Senin (25/5/2015).
Panen kopi di tingkat petani harus mundur ke awal Juni 2015, padahal idealnya panen seharusnya sudah dimulai pada awal April. Hal ini, menurutnya, disebabkan anomali cuaca yang tidak bisa dihindari.
“Selain itu, faktor kampanye animal welfare yang digencarkan di dunia cukup mengganggu pemasaran kopi luwak dari Indonesia,” ujarnya.
Dia menuturkan seiring dengan proses berjalannya rencana pemerintah yang akan menyusun pedoman pengembangan kopi luwak, sosialisasi ke tinggat dunia perlu dilakukan demi kepercayaan negara di dunia untuk mengkonsumsi kopi luwak dari Indonesia.
“Memang penting regulasi itu diterbitkan untuk mem-back up isu penyiksaan luwak. Akan tetapi, hal itu juga harus diiringi dengan sosialisasi ke tingkat internasional,” katanya.
Kopi Luwak Jabar Sulit Perbesar Pasar ke Eropa, Ini Hambatannya
Potensi pasar kopi luwak Jawa Barat untuk memperbesar market-nya di Eropa, khususnya Belgia, pada kenyatannya masih terkendala jumlah produksi yang terbatas dari petani lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium