Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Pengolahan Ikan di Jabar Terus Bertambah

Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat mengklaim industri pengolahan ikan di kawasan itu kian bertambah seiring pasokan ikan yang terus terus berkembang.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BANDUNG—Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat mengklaim industri pengolahan ikan di kawasan itu kian bertambah seiring pasokan ikan yang terus terus berkembang.

Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanlut) Jabar mencatat hingga akhir 2014 jumlah industri pengolahan ikan mencapai 7.000 unit.

Kepala Diskanlut Jabar Djafar Ismail mengatakan seiring dengan kian bertambahnya industri pengolahan ikan pihaknya terus melakukan pembinaan di antaranya menyusun standar kelayakan mutu (SKP).

“Ini dilakukan untuk menjaga keamanan pangan,” ujarnya, Rabu (27/5).

Dia menyebutkan industri  pengolahan ikan besar saat ini tersebar di daerah Bekasi, Karawang, serta  Bogor. Namun, ketiga daerah tersebut saat ini masih mengandalkan pasokan dari impor karena dekat dengan pelabuhan di Jakarta.

Adapun, industri pengolahan berskala kecil dan menengah berada di kawasan Pangandaran, Cirebon, dan Indramayu, yang notabene merupakan daerah  penghasil ikan.

“Kendati skalanya masih didominasi industri kecil dan menengah, tapi pangsa pasarnya sudah cukup tersebar ke berbagai daerah baik lintas kota maupun provinsi,” katanya.

Menyoroti pasokan ikan pada industri berskala besar yang masih diimpor, dia menjelaskan sampai saat ini penjualan ikan oleh nelayan masih sekadar ikan hasil tangkapan dalam kondisi yang segar ke sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI).

“Kami akan terus mencoba agar nelayan memasok tangkapan ikan ke industri, namun memang ada beberapa syarat yang diperlukan,” ujarnya.

Pihaknya akan membantu persyaratan tersebut kepada nelayan, sehingga mereka tidak lagi mengandalkan TPI untuk menjual ikan.

Sementara itu, Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Jabar menilai industri pengolahan ikan masih banyak menyerap ikan impor daripada lokal.

Presidium SNI Jabar Budi Laksana mengatakan nelayan merasakan kesulitan dengan berbagai persyaratan yang diterapkan industri untuk memasok ikan ke mereka.

“Industri pengolahan ikan masih mengandalkan bahan baku impor karena telah memenuhi persyaratan, sementara nelayan lokal belum sama sekali,” katanya.

Dia menegaskan harus ada sinergitas antara nelayan dan industri agar penyerapan ikan sepenuhnya didapat dari lokal.

“Ini kan ada industri perikanan tetapi tidak ada dampaknya bagi nelayan. Harusnya pemerintah memfasilitasi untuk sinergitas ini.”

Dia juga tidak menampik ada ikan hasil tangkapan sejumlah nelayan yang diserap industri, namun menurutnya itu hanya sebagian kecil. “

Itupun nelayan tidak langsung menjualnya, tapi harus jatuh ke tangan pengepul dulu,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper