Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia perlu memiliki capaian-capaian yang terukur (tangible) melalui berbagai kerja sama yang ada di kawasan Samudera Hindia.
Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Rizal Sukma mengatakan capaian tersebut perlu Indonesia miliki sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) periode 2015-2017.
“Indonesia perlu melangkah lebih jauh dari sebatas membuat deklarasi-deklarasi baru. Apa kepentingan Indonesia di Samudera Hindia, apa yang bisa di-share? Apa yang perlu dilakukan? Bagaimana agenda setting Indonesia di Samudera Hindia melalui IORA?,” katanya lewat keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (9/6/2015).
IORA merupakan kerja sama antara 20 negara di lingkar Samudera Hindia dengan enam prioritas bidang kerja sama, yaitu keselamatan keamanan maritim, fasilitasi perdagangan dan investasi, manajemen perikanan, manajemen risiko bencana, kerja sama akademik dan IPTEK, serta pariwisata dan pertukaran budaya.
Terkait hal ini, diselenggarakan forum dialog untuk memperoleh masukan bagi persiapan Indonesia sebagai Ketua IORA. Dialog ini dihadiri Duta Besar Arthauli Tobing, para peneliti dari LIPI, peneliti dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan para pejabat dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
Dalam forum tersebut juga menyepakati perlunya dibentuk Friends of Indian Ocean untuk meningkatkan awareness publik terhadap isu-isu penting di kawasan, khususnya dalam kerangka kerja sama IORA.
LIPI merupakan focal point Indonesia pada IORA dari kalangan akademik. Pada masa keketuaan Indonesia di IORA, LIPI akan menjadi Ketua Indian Ocean Rim Academic Group (IORAG) sebagai forum para akademisi dari negara-negara anggota IORA.