Bisnis.com, PALEMBANG—Seiring diluncurkannya operasi pasar oleh pemerintah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Selatan memprediksi laju kenaikan inflasi Juni Sumatra Selatan di kisaran 0,8%-1%.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumatra Selatan Hamid Ponco Wibowo mengatakan perkiraan laju kenaikan inflasi tersebut cukup wajar mengingat inflasi Juni kali merupakan siklus tahunan menjelang Ramadhan.
“Secara siklus memang seperti itu. Kalau inflasi Mei kemarin naik 0,55%. Inflasi Juni mungkin sekitar 0,8%-1%. Meski begitu, kami juga menyiapkan program lainnya agar inflasi nantinya itu tidak jauh-jauh dari perkiraan,” katanya, Senin (15/6/2015).
Hamid menambahkan BI Sumatra Selatan baru-baru ini telah meluncurkan program pasar murah. Menurutnya, upaya tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Sumatra Selatan, sekaligus menekan inflasi Juni.
Selain itu, lanjutnya, BI Sumatra Selatan juga giat mengimbau masyarakat Sumsel melalui media massa agar tidak membeli kebutuhan bahan pokok secara berlebihan.
Sekadar informasi, inflasi Mei Sumsel secara year on year sebesar 7,60%.
Kepala Perum Bulog Divre Sumsel dan Babel Miftahul Adha mengatakan beras yang disalurkan pada hari pertama operasi pasar tersebut sebanyak 208 ton.
Rencananya, operasi beras akan terus dilakukan hingga harga beras stabil.
“Pada minggu-minggu ini, harga beras medium di pasar itu sekitar Rp8.500-Rp9.000 per kg, atau lebih tinggi dari harga beras medium dalam operasi pasar ini senilai Rp8.200 per kg. Ini akan terus disalurkan hingga permintaan sudah jenuh,” tuturnya.
Miftahul menambahkan sasaran lokasi operasi pasar untuk hari pertama dilakukan di dua titik, yakni Pasar Lemabang dan Kantor Kecamatan Plaju.
Adapun soal stok beras, dia menjamin di Sumatra Selatan cukup hingga 9 bulan ke depan.
Harga acuan bahan pokok
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatra Selatan Permana mengaku stok barang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan lagi.
Menurutnya, persoalan yang sering menjadi kendala, yakni distribusi pasokan dari luar Sumatra Selatan.
“Biasanya, yang sering menjadi masalah itu pasokan dari luar yang masuk ke Sumatra Selatan. Banyak hal yang membatasi. Oleh karena itu, kami menggandeng kepolisian dan Kementerian Perdagangan agar distribusi ini lancar,” ujarnya.
Dalam kerjasama tersebut, lanjut Permana, truk-truk yang membawa sembako akan menjadi prioritas pemprov dan dijamin kelancarannya, hingga Lebaran mendatang.
Dia menjamin stok sembako di Sumatra Selatan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain, Disperindag Sumatra Selatan juga masih menunggu terbitnya harga acuan bahan pokok yang sudah ditandatangani Presiden.
Permana menilai harga acuan bahan pokok tersebut bakal mempermudah pemprov dalam mengendalikan harga bahan pokok.