Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri mebel dan kerajinan mulai ragu mencapai pertumbuhan industri sebesar 12% atau setara dengan realisasi ekspor senilai US$2,5 miliar seiring dengan perlambatan ekonomi dunia.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) Abdul Sobur mengatakan realisasi pertumbuhan kinerja menyamai tahun lalu sebesar 4% sudah dianggap baik.
“Kami arahkan ekspor ke Amerika, Timur Tengah, Amerika Latin untuk menggenjot kinerja. Pertumbuhan industri kami harapkan, bisa setinggi mungkin agar rencana ekspor US$5 miliar pada lima tahun ke depan dapat tercapai,” tuturnya kepada Bisnis.com, Senin (22/6).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, realisasi pertumbuhan produksi industri manufaktur kelas menengah besar sektor furnitur dan kerajinan hanya bertumbuh 0,88% pada kuartal I/2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, produksi kuartal pertama tahun ini, menurun 4,38% dibandingkan dengan kuartal IV/2014.
Dia menambahkan akan sulit jika target ekspor US$5 miliar tercapai, jika pertumbuhan industri tidak menembus double digit tiap tahunya. “Kami juga arahkan ke pasar potensial baru, yang permintaan furniturnya tinggi,” tambahmya.