Bisnis.com, JAKARTA – Pasar mebel dan kerajinan di dalam negeri mengalami penurunan sebesar 20% sepanjang semester pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Abdul Sobur mengatakan meskipun ada kenaikan 8% saat menjelang lebaran, secara keseluruhan daya serap sangat rendah pada tahun ini.
“Karena daya serap APBN rendah, per Juni saja hanya 24%. Sudah pasti dampaknya, perlambatan penjualan,” ujarnya, Selasa (4/8/2015).
Dia mengatakan penurunan sebesar 20% tersebut merupakan keseluruhan produk, baik produksi dalam negeri maupun impor. Menurutnya, saat ini pasar mebel dan kerajinan nasional didominasi hampir 60% oleh produk impor.
“Kalau produsen dalam negeri, mungkin sekitar 40%. Kita tidak bisa berkompetisi dengan China, harga mereka sudah baik,” katanya.
Dia mengatakan 90% dari produk impor tersebut merupakan buatan China, sedangkan sisa 10% berasal dari AS, Italia, Jerman dan lainnya.
Menurutnya, industri mebel dan kerajinan bisa menjadi barometer ekonomi di suatu negara sebab dalam kondisi bagaimana pun, kebutuhan atas mebel akan tetap ada seiring dengan adanya pembangunan gedung dan perumahan.