Bisnis.com, MAKASSAR--Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan menyampaikan hasil kesimpulan terkait investigasi adanya dugaan mafia dalam penjualan daging sapi pada pekan depan.
Ketua KPPU, Syarkawi Rauf mengatakan hasil kesimpulan yang akan disampaikan itu merupakan temuan dari tim investigator KPPU ke beberapa perusahaan penggemukan sapi (feedloter).
"Hasil investigasi yang dilakukan investigator kita akan diumumkan pada Selasa (18/8/2015)," kata Syarkawi disela-sela jumpa pers di Kantor Perwakilan Daerah KPPU Makassar, Jumat (14/8/2015).
Dia menuturkan, dari hasil penyelidikan sementara pihaknya telah menemukan adanya Indikasi praktik mafia pada penjualan daging sapi. Namun, pihaknya belum dapat menjelaskan lebih jauh karena harus menunggu adanya kesimpulan resmi dari investigator.
Menurutnya, indikasi kartel daging sapi itu muncul setelah pihaknya melakukan penelusuran ke sejumlah feedloter. Dari hasil penelusuran tersebut, KPPU menemukan satu feedloter di kawasan Tangerang yang memiliki stok sapi sebanyak 21.000 ekor, dan 4.000 ekor diantaranya sudah siap potong.
"Kami sudah tanyakan alasan kenapa sapi-sapi itu tidak dipotong, tetapi mereka memberikan jawaban yang jelas," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan apabila dari hasil kesimpulan yang dilakukan investigator terdapat bukti-bukti resmi terkait tindak mafia, maka KPPU akan segera melakukan tindaklanjut dengan membawa kasus tersebut ke ranah hukum.
Seperti diketahui, pemerintah dan institusi terkait lainnya melakukan penyelidikan terkait kenaikan harga daging sapi di pasaran.
Pengakuan dari para pedagang mengatakan harga daging sapi dipasarkan tinggi sejak adanya kenaikan harga dari pengusaha besar hingga 20% atau rata-rata Rp42.000-Rp44.000 per kilogram. Kenaikan tersebut akhirnya turut mengerek harga daging sapi di pasaran mencapai Rp120.000-Rp130.000.
Melonjaknya harga daging ditengarai sebagai aksi dari para importir yang sengaja menahan stok mereka sebagai bentuk protes atas ditetapkannya kuota impor sapi hanya sebesar 20% dari total pengajuan sebanyak 250.000 ekor.