Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Peternakan (Disnak) Jabar terus menggenjot klasterisasi budidaya sapi potong, yang belum maksimal.
Kepala Disnak Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan pertumbuhan populasi sapi potong di Jabar setiap tahun hanya 3%-4%, sehingga sulit memenuhi kebutuhan daging sapi bagi masyarakat.
"Saat ini jumlah sapi potong di Jabar hanya 400.000 ekor. Padahal untuk mencapai swasembada harus mencapai 4 juta ekor," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (25/8/2015).
Dia mengakui Jabar sudah melakukan klasterisasi sapi potong sejak lama. “Kini kami optimalkan kembali terutama di wilayah selatan, daerah yang sudah mapan sapi lokalnya,” katanya.
Selain itu, pengembangbiakan sapi pasundan-sapi asli Jabar-terus dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan daging di Jabar. "Sapi pasundan merupakan keturunan dari banteng. Namun, saat ini banyak masyarakat yang mengawinkannya dengan sapi lokal sehingga gennya bercampur,” ujarnya.
Wilayah yang terdapat sapi pasundan yakni Kabupaten Ciamis sebanyak 535 ekor, Pangandaran 5.130 ekor, Tasikmalaya 7.231 ekor, Cianjur. 10.346 ekor, Sukabumi 12.897 ekor, Garut 1.842 ekor, Purwakarta 2.788 ekor, Kuningan 7.218 ekor, dan Majalengka 4.553 ekor.
Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) menilai klasterisasi budi daya sapi potong di Jabar belum maksimal akibat infrastruktur tidak memadai.
Sekjen PPSKI Rochadi Tawaf mengatakan klasterisasi sapi potong di Jabar telah berjalan sejak lama, namun belum optimal. Sejauh ini, yang telah maksimal adalah Unit Pelaksana Tenis Daerah (UPTD) Kabupaten Ciamis, sedangkan untuk Cianjur masih dalam proses.