Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Politisi Golkar Ini Optimistis Pertumbuhan Ekonomi pada Era Jokowi Capai 7%

Setelah mengatasi persoalan quatro defisit warisan masa pemerintahan sebelumnya, pemerintahan Presiden Jokowi diperkirakan mampu mencapai target pertumbuhan sebesar 7%.
M. Misbakhun. /Antara
M. Misbakhun. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Setelah mengatasi persoalan quatro defisit warisan masa pemerintahan sebelumnya, pemerintahan Presiden Jokowi diperkirakan mampu mencapai target pertumbuhan sebesar 7%.

Pemerintah mulai bisa mengatasi persoalan quatro defisit pada APBN sebelumnya, yakni defisit perdagangan, defisit transaksi, defisit neraca, dan defisit perdagangan. "Ini menunjukkan Presiden Jokowi bakal mampu mencapai target pertumbuhan 7%," ujar Anggota Komisi XI DPR M. Misbakhun kepada wartawan, Senin (9/11/2015).

Meskipun sejumlah pihak meragukan kemampuan pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi, tetapi dia optimistis dan menilai ada tren perbaikan ekonomi yang ditunjukkan pemerintahan.

Namun, Misbakhun mengatakan bahwa Jokowi harus menghadapi warisan permasalahan ekonomi di era SBY. Pada 2014, pertumbuhan ekonomi hanya 5,1% atau meleset dari target 5,5% dalam APBN Perubahan 2014.

Misbakhun menjelaskan, Jokowi dilantik maka pada 20 Oktober 2014 atau pada kuartal IV 2014. Pada kuartal III/2014, katanya, pertumbuhan ekonomi sudah dalam tren terus menurun.

Kalau dapat warisan pertumbuhan ekonomi 5% dengan tren terus menurun, maka membuat melompat menjadi 7% pada tahun awal pemerintahan itu mustahil, ujar Misbakhun.

Menurutnya, tren penurunan itu jelas tidak bisa serta-merta disulap dari 5% menjadi 7%. Apalagi kondisi ekonomi global sedang melambat sebagimana keadaan ekonomi regional. 

Misbakhun menambahkan bahwa tantangan lainnya bagi pemerintahan Jokowi adalah harus memulai dengan APBN yang disusun oleh pemerintahan sebelumnya.

"Begitu memimpin pemerintahan, Jokowi juga harus menyusun ulang APBN 2015 menjadi APBN Perubahan 2015. RAPBN-P 2015 yang diajukan Januari 2015 baru disetujui Februari," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper