Bisnis.com, BANDUNG - Kalangan pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) mendorong pemerintah mendirikan sentra logistik bahan baku guna memenuhi kebutuhan industri yang selama ini bergantung pada impor.
Penasehat Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Satja Natapura mengatakan selama ini para pelaku industri TPT harus mengimpor sendiri berbagai kebutuhan bahan baku seperti polimer untuk poliester dan kapas untuk katun.
"Sekarang ini pabrik kalau butuh bahan baku harus mengimpor sendiri. Harusnya pemerintah yang mengambil peran dengan mendirikan semacam Bulog, pengusaha yang butuh tinggal beli," katanya, Jumat (18/12/2015).
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mewacanakan pemerintah akan menyediakan sentra khusus logistik di kawasan industri TPT untuk membantu pelaku industri yang kerap kali terkendala aturan impor.
Disinggung mengenai alasan pemerintah yang tidak bisa mengambil peran sebagai penjual secara langsung, menurutnya hal itu tidak bisa dijadikan alasan.
Pasalnya, selama ini pemerintah, melalui Bulog, secara tidak langsung telah berperan sebagai penjual produk.
Menurutnya, apabila pemerintah menyediakan sentra logistik bahan baku industri yang notabene harus diimpor akan membantu percepatan produksi oleh pelaku di dalam negeri dan memperkecil peran spekulan.
Selain itu, stabilitas rupiah akan lebih terjaga karena transaksi pengusaha menggunakan rupiah.
"Sebenarnya apa yang disampaikan oleh BKPM itu bukan hal baru, tapi sudah disampaikan oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) 10 tahun lalu, tapi belum ditanggapi. Baguslah sekarang dimunculkan meskipun agak terlambat," tegasnya.
Dia menyarankan agar pemerintah tidak hanya menangani bahan baku, tetapi keseluruhan di produk hulu seperti obat celup yang selama ini diimpor dari China oleh pedagang besar, kemudian diracik lagi oleh pelaku dalam negeri.
Akibatnya, sering terjadi obat celup tidak sesuai dengan standar yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Apabila, stok bahan baku obat celup mampu disediakan, pengusaha yang memiliki laboratorium tinggal meraciknya. Dengan begitu, inisiatif industri membuat aneka macam warna bisa terpenuhi.
"Jumlah stok harus dua kali lipat dari kebutuhan industri dalam negeri, agar kontinuitas produk tidak tersendat," tuturnya.
Selain itu, laju impor tekstil barang jadi sepertinya sulit dibendung, apalagi 2 bulan lalu Kementerian Perdagangan membuka keran impor yang dapat membunuh industri dalam negeri.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Dedy Widjaja menilai keberadaan bahan baku lokal bagi industri tekstil diyakini mampu mengurangi biaya produksi.
Menurutnya, selama ini industri tekstil harus mengimpor bahan baku karena stok di dalam negeri terbatas. "Oleh karena itu, pemerintah harus terus menjaga pasokan bahan baku lokal agar industri tekstil terus bergairah."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana & Hedi Ardhia
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
12 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
23 menit yang lalu
Ekonom: Harusnya Pengusaha Lebih Takut PPN 12% dibanding UMP 6,5%
2 jam yang lalu
Kemendag Pastikan Minyakita Tidak Kena PPN 12%, tapi 11%
2 jam yang lalu