Bisnis.com, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau meminta pihak maskapai komersil untuk menerbangi rute bandara perintis yang ada di Riau.
Kabid Perhubungan Udara Dinas Perhubungan Provinsi Riau Edi Sukiatnadi mengatakan rute-rute bandara perintis itu dibutuhkan oleh pekerja industri.
"Penerbangan itu juga dibutuhkan untuk mengangkut komoditas hasil minyak bumi, sawit dan lainnya," katanya, Selasa (22/12/2015).
Saat ini, ada lima Penerbangan Perintis dari Bandara Sultan Syarif Kasim lI yaitu Bandara Pasir Pengaraian, Bandara Kota Dumai, Bandara Tembilahan Indragiri Hulu dan Bandara Dabo Singkep Kepulauan Riau dan Bandara Tanjung Pinang Kepulauan Riau.
Tarif penerbangan ini disubsidi oleh pemerintah sehingga relatif terjangkau menjadi sebesar Rp283.000. Penumpang menggunakan pesawat jenis Cessna Grand Caravan C208B berkapasitas 16 penumpang yang terbang sekali seminggu.
Namun, pihak maskapai mengomentari, tidak semudah itu membuka sebuah rute baru. Setiap maskapai harus memperhitungkan potensi penumpang dan jumlah komoditi.
Ketua Airport Operator Commite Pekanbaru Wahyu Wijanarko mengatakan maskapai sedang meneliti sejauh apa potensi penerbangan rute bandara perintis itu. "Bukan berarti pesimis. Hanya saja, perlu diteliti," katanya.
Wahyu mengatakan rute-rute perintis itu cocok diterbangi oleh Pesawat jenis ATR dan Dornier yang berkapasitas maksimal 50 penumpang.
Maskapai ternama dari Indonesia Bagian Timur, Xpressair mengambil saru dari rute tersebut, yaitu rute Pekanbaru-Tanjung Pinang. Rute itu diterbangi pesawat Dornier, setiap enam hari dalam seminggu, pengecualian Rabu.
Rute-rute itu sempat diterbangi Maskapai Riau Airlines. Kini, Riau Airlines tidak lagi beroperasi semenjak tiga tahun yang lalu. Bahkan, pemerintah setempat sebagai pemilik saham akan menutup Riau Airlines.