Bisnis.com, JAKARTA -- PT Nirvana Development Tbk, perusahaan real estat spesialis pusat perbelanjaan menargetkan tingkat keterisian atau okupansi hingga 80% tahun ini. Perseroan juga mengkaji kenaikan harga sewa hingga 20% untuk mendongkrak pendapatan.
Direktur Investasi Nirvana Development, Timothy Alamsyah, mengatakan sepanjang 2015 rata-rata okupansi pusat perbelanjaan milik perseroan mencapai 71%.
"Strategi kami, selain mix tenancy, juga mesti gandeng para pemain lokal. Ini bisa menaikkan okupansi sekaligus traffic," jelasnya kepada Bisnis.com di Jakarta, Kamis (7/1/2015).
Per September 2015, secara tahunan pendapatan Nirvana Development melonjak 113,43% menjadi Rp405,11 miliar.
Timothy mengatakan, perseroan belum mematok target pendapatan tahun ini. Namun, target kenaikan okupansi dan harga sewa diestimasi akan mengerek pendapatan perseroan di akhir 2016 mendatang.
Saat ini perusahaan berkode emiten NIRO itu memiliki portofolio pusat perbelanjaan di lima kota, yakni Cirebon, Sampit, Solo, Pangkalan bun, dan Ketapang.
Tahun ini, NIRO juga berencana menambah 7-10 pusat perbelanjaan baru dengan anggaran belanja modal mencapai Rp800 miliar.
Timothy menyebut, perseroan akan tetap fokus melakukan ekspansi di kota lapis kedua.
Dia menuturkan, NIRO akan melanjutkan ekspansi ke Bondowoso, Banyuwangi, Prabumulih, dan Tanjung Pinang.
"Bondowoso tanahnya sudah kita akuisisi, sisanya masih dalam tahap survei," ujarnya.
Dia menambahkan, pembangunan satu pusat perbelanjaan direncanakan akan menghabiskan lahan seluas 2 hektare dengan jumlah ruang yang bisa disewakan mencapai 15.000 m2.
Namun, NIRO tidak menutup kemungkinan untuk menambah luas lahan agar bisa dimanfaatkan untuk pembangunan rumah toko (ruko).
Timothy mengatakan, pembangunan pusat perbelanjaan diestimasi memerlukan waktu antara 6 bulan hingga 9 bulan.
NIRO menargetkan tingkat okupansi untuk pusat perbelanjaan baru yang dibangun mencapai 65%. Oleh karena itu, perseroan gencar mencari calon penyewa guna mengisi ruang ritel yang akan dibangun.