Bisnis.com, JAKARTA - WWF Indonesia menemukan 30% dari 135 responden hotel berbintang dan restoran di DKI Jakarta masih menyediakan menu hiu di tengah ancaman kepunahan binatang tersebut di Tanah Air.
WWF melakukan survei tersebut pada Desember lalu dan menemukan sedikitnya 30% dari 135 responden hotel berbintang dan restoran di Jakarta masih menyediakan menu hiu. Menjelang perayaan Hari Raya Imlek, organisasi lingkungan itu mengajak restoran dan hotel untuk setop sediakan menu tersebut dan menggantinya dengan menu alternatif yang juga dapat memuaskan konsumen.
"Dua hingga tiga hiu mati setiap detiknya akibat perburuan di perairan dunia, kebanyakan untuk memenuhi permintaan sebagai bahan dasar makanan dan obat tradisional," kata WWF Indonesia dalam keterangannya yang dikutip Bisnis.com, Minggu (7/2/106).
"Dengan kemampuan reproduksi hiu yang lambat, hanya melahirkan 5-10 anak dalam dua hingga tiga tahun, keberadaan populasi hiu di alam terancam punah."
Sementara survei WWF-Indonesia pada 2014 menunjukkan konsumsi sirip hiu di restoran di Jakarta setidaknya 15.000 kg per tahun. Catatan FAO pada2010, Indonesia merupakan negara yang melakukan ekspor hiu terbesar mencapai 100.000 ton per tahun.
WWF menyatakan hiu merupakan predator puncak di ekosistem laut yang memiliki peran menjaga kestabilan ekosistem laut. Namun, sambungnya, seringkali nasib seekor hiu berakhir di atas piring makan dalam perjamuan mewah.
"Sejak awal perkembangan gastronomi, hidangan berbahan dasar ikan hiu dianggap eksotik karena kerap dibarengi dengan mitos tentang khasiat dan rasanya," tegas WWF Indonesia. "Sedikit yang peduli bahwa punahnya hiu akan berakibat pada kesehatan ekosistem laut."