Bisnis.com, BANDUNG—Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Jawa Barat pada triwulan IV 2015 mencapai sebesar 5,23% (year on year), lebih tinggi dibanding LPE nasional yang berada di level 5,04%, bahkan melampaui proyeksi sebelumnya sebesar 5,11% lantaran ditopang konsumsi rumah tangga.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Provinsi Jawa Barat Rosmaya Hadi mengatakan konsumsi rumah tangga masih menjadi faktor utama pendorong peningkatan pertumbuhan perekonomian di Tanah Priangan.
“Begitu juga dengan konsumsi pemerintah, meski tidak sebesar kontribusi rumah tangga,” ujarnya dalam Konferensi Pers Perkembangan Ekonomi Terkini, di Kantor BI Provinsi Jabar, Senin (14/3/2016).
Dia menegaskan, di sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber utama pertumbuhan dengan share mencapai 63%. Setelah itu, baru disusul industri pengolahan dan perdagangan yang menyumbang share masing-masing 43% dan 16%.
Berdasarkan data KPw-BI Jabar, LPE Jabar dalam tiga bulan terakhir pada tahun lalu tersebut terus menunjukkan kecenderungan meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang berada di level 5,02%.
Sementara itu, untuk keseluruhan tahun pada 2015, LPE Jabar sebesar 5,03% melambat dibandingkan dengan 2014 yang mencapai 5,09%, sejalan dengan tren pertumbuhan nasional dan provinsi lain di Pulau Jawa. Hal itu, sebut Rosmaya, dipengaruhi penurunan pembentukan modal tetap bruto (PMTB).
“Di saat konsumsi rumah tangga naik, investasi PMTB tumbuh negatif, sehingga menahan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” katanya.
Dia mengungkapkan seiring dengan tren tersebut, penyaluran kredit oleh perbankan yang terdata berada di wilayah Jabar pada 2015 hanya tumbuh sebesar 8,3%, melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.