Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Defisit Transaksi Berjalan Indonesia Aman Terkendali

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai capaian defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal I/2016 masih dalam kondisi terkendali sebab raihan presentasenya berada di koridor aman yang tahun ini harus dijaga maksimal 3%.
Cadangan devisa/Ilustrasi
Cadangan devisa/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai capaian defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal I/2016 masih dalam kondisi terkendali sebab raihan presentasenya berada di koridor aman yang tahun ini harus dijaga maksimal 3%.

Dia menilai defisit transaksi berjalan memiliki struktur yang produktif karena didorong oleh perbaikan investasi di sektor infrastruktur oleh pemerintah.

“Tahun 2013, CAD tidak hanya lebih tinggi tapi didorong karena konsumsi impor terlalu tinggi. Sekarang, CAD struktur lebih produktif karena perbaikan investasi di infrastruktur oleh pemerintah,” katanya, Jumat (13/5/2016).

Bank Indonesia melaporkan neraca pembayaran Indonesia kuartal I/2016 defisit US$287 juta setelah berhasil mencatatkan surplus US$5,1 miliar pada kuartal IV/2015.

Defisit transaksi berjalan pada kuartal I/2016 tercatat US$4,668 miliar atau 2,14% terhadap PDB atau menurun dari kuartal sebelumnya karena meningkatnya surplus neraca perdagangan.

CAD menurun dibandingkan kuartal IV/2015 yang berada di level 2,37% terhadap PDB atau US$5,1 miliar. Sementara itu, transaksi modal dan finansial surplus US$4,2 miliar atau lebih rendah dari surplus kuartal IV/2015 sebesar US$9,8 miliar dan US$5,0 miliar pada kuartal I/2015.

Terkendalinya defisit transaksi berjalan menjadi salah satu faktor penilaian bagi Indonesia untuk memperoleh label layak investasi atau investment grade  dari Lembaga Pemeringkat Standard & Poor's.

Saat ini Indonesia memegang rating BB+ atau satu poin lagi menuju label layak investasi. Hasil evaluasi rating Indonesia masih belum diputuskan. S&P akan menelaah data perekonomian Indonesia untuk kemudian mengumumkan hasil pada akhir Mei 2016.

“Kembali pada peniaian S&P bagaimana kita mampu mengendalikan CAD. S&P hari ini visit proyek infrastruktur. Kembalinya dari sini ada evaluasi dan anasilsis, kemudian rapat komite untuk rating,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Veronika Yasinta
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper