Bisnis.com, JAKARTA - Proyek pertambangan tembaga Beruang Kanan Main (BKM) Zone di Kalimantan Tengah yang dioperasikan pemegang Kontrak Karya PT Kalimantan Surya Kencana (KSK) diperkirakan bakal memberi pendapatan hingga US$1,27 miliar dalam delapan tahun.
Hal itu terungkap dalam hasil penilaian keekonomian awal (preliminary economic assessment/PEA) BKM yang disampaikan Asiamet Resources Limited (ARS), induk usaha KSK.
Hasil PEA itu menyebutkan umur tambang tembaga di BKM sekitar delapan tahun yang akan dimulai sejak 2019 hingga 2027. Sepanjang periode tersebut, tembaga katoda yang dijual diproyeksikan sebanyak 391 pon dengan perkiraan harga tembaga rata-rata selama umur tambang senilai US$3,25 per pon.
Dengan asumsi harga tersebut, royalti yang bakal dibayarkan ke pemerintah mencapai US$63,5 juta dan pajak senilai US$136,6 juta.
Chief Executive Officer (CEO) ARS Tony Manini mengaku senang dengan hasil PEA tersebut. Menurutnya, potensi yang ditunjukkan telah melampaui ekspektasi.
"Kesuksesan dalam mengembangkan BKM untuk dalam kapasitas penuh akan memberikan dasar bagi Asiamet untuk terus membangun perusahaan emas dan tembaga yang terkemuka di Asia melalui pengembangan basis aset yang besar di Indonesia," katanya, mengutip laporan dalam PEA, Sabtu (21/5/2016).