Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan Juan Permata Adoe mengatakan semakin banyak impor daging beku malah bisa membuat harga daging sapi segar semakin melambung.
"Kalau semakin banyak diimpor, semakin menekan harga untuk menjadi melambung. Masyarakat kita lebih suka daging segar bukan daging beku," kata Juan Permata Adoe di Jakarta. Untuk itu solusi utamanya adalah bukan dengan memperbanyak impor daging beku dari berbagai negara, tetapi dengan memperbanyak impor sapi indukan untuk dipelihara peternak di Indonesia.
Ia mengingatkan bahwa berdasarkan data BPS sapi di Indonesia tercatat sekitar 12 juta ekor sehingga kalau dirata-ratakan kepada seluruh peternak di Tanah Air maka proporsinya adalah satu peternak hanya memiliki sekitar dua ekor.
"Kalau pas lebaran pasti tidak mungkin untuk mensuplai Jakarta. Tapi memecahkan persoalan ini selalu dengan daging impor," katanya.
Menurut dia, hal tersebut dapat berpotensi membuat harga menjadi naik karena bila pemerintah gembar-gembor harga daging sapi sekitar Rp70-80 ribu per kilogram, maka otomatis pernyataan tersebut bisa membuat peternak di Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi marah karena biasanya tujuan pasokan mereka ke ibukota.
Juan memaparkan, harga sapi hidup pada saat ini adalah sekitar tiga dolar AS per kilogram, atau sekitar Rp43.000 per kilogram. Setelah dijadikan karkas (bagian dari hewan potong yang disembelih setelah kepala dan kaki dipisahkan, dikuliti, serta isi rongga perut dan dada dikeluarkan ) maka harganya bisa menjadi dua kali lipat menjadi Rp86 ribu per kilogram.
Kemudian, ongkos ke rumah potong umumnya sekitar Rp20.000 per kilogram sehingga menjadi sekitar Rp106.000 per kilogram, dan ongkos ke pasar-pasar juga dapat menambah beban biaya hingga menjadi sekitar Rp110.000-Rp125.000 per kilogram.
Sebagaimana diwartakan, masyarakat berhak mengetahui informasi yang sesungguhnya mengapa harga daging menjadi sangat mahal di pasar-pasar, kata Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta. "Ini bukan memprovokasi tapi memberikan kebenaran yang sebenar-benarnya kepada rakyat, biar mereka tahu bahwa pemain hargalah atau kartel yang membuat harga melambung seperti ini," katanya.
Sebagaimana diketahui, harga daging di Singapura atau Malaysia berkisar antara Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram yang lebih murah dibanding harga rata-rata di Indonesia.
Untuk itu, Oesman Sapta mengajak elemen masyarakat terutama kalangan pers, agar memberikan informasi kepada masyarakat dengan benar. "Presiden sudah berupaya meminta agar harga daging rendah, untuk itu sekali lagi menteri yang berkompeten harus mengimplementasikan ini secara benar," katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendukung pembentukan Satuan Tugas Pengendalian Harga Bahan Pokok dan Makanan Bareskrim Mabes Polri dan diharapkan dapat memberantas dugaan ada aksi mafia dibalik tingginya harga khususnya daging sapi.
Daniel Johan mengingatkan pembentukan Satgas itu jangan berujung pada kriminalisasi pihak yang tidak bersalah namun harus mencari aktor sesungguhnya dibalik meningkatnya harga kebutuhan pokok.
HARGA DAGING: Impor Daging Beku, Picu Harga yang Segar
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan Juan Permata Adoe mengatakan semakin banyak impor daging beku malah bisa membuat harga daging sapi segar semakin melambung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
9 jam yang lalu