Bisnis.com, JAKARTA -- Peningkatan volume transaksi repo akan menambah likuiditas di pasar finansial sekaligus memperdalam market atau finacial market deepening.
Direktur Riset Kenta Institute Eric Sugandi mengatakan, financial market deepening dapat terjadi karena lebih banyak instrumen finansial yang bisa digunakan.
"Bisa menambah likuiditas dan membuat market semakin likuid," ujar Eric saat dihubungi Bisnis, Selasa (12/7).
Eric menambahkan, dengan meningkatnya volume transaksi repo, bank-bank bisa saling meminjam ketika membutuhkan likuiditas dengan biaya yang lebih murah. Hal tersebut lantaran supply instrumen repo bertambah. Kendati demikian perbankan juga masih tetap bisa meminjam likuiditas dari bank sentral.
Bank Indonesia selaku bank sentral menargetkan transaksi repo antarbank dapat mencapai rata-rata Rp5 triliun per hari pada akhir 2016.
Kepala Departemen Pengembangan Pendalaman Pasar Keuangan Bank Indonesia, Nanang Hendarsah optimistis, target tersebut bisa dicapai mengingat hingga Juni tahun ini nilai transaksi repo antarbank tercatat sebesar Rp1,8 triliun per hari.
"Harapannya sampai akhir tahun bisa Rp5 triliun per hari. Sekarang saya optimistis bisa mencapai angka tersebut. Kalau Rp2 triliun, di bulan Juli juga sudah bisa," ujar Nanang di Kompleks Gedung Bank Indonesia beberapa waktu lalu.
Secara keseluruhan transaksi di pasar keuangan mencapai Rp16,4 triliun. Peningkatan nilai transaksi repo tersebut terjadi secara musiman.
Nanang menjelaskan, Ramadhan dan Idul Fitri serta libur panjang yang lalu menjadi salah satu momen terjadinya peningkatan jumlah transaksi repo. Hal tersebut lantaran diperlukan likuiditas yang cukup besar pada waktu tersebut. Namun, transaksi pasar uang antar bank (PUAB) masih mendominasi untuk jenis transaksi overnight.