Bisnis.com, JAKARTA - Jika Anda punya keinginan menghadirkan tanaman-tanaman di dalam rumah, maka segeralah realisasikan. Sebab ada beragam manfaat yang diperoleh darinya, tapi dengan catatan tetap memperhatikan aturan mainnya.
Arsitek lanskap Suci Widianingrum menuturkan ada beragam manfaat ketika pemilik rumah menghadirkan tanaman-tanaman tersebut ke dalam ruangan. Tanaman itu ibarat pabrik yang memproduksi oksigen, penyaring debu, partikel berat di udara hingga penetral sejumlah zat berbahaya di udara.
"Logikanya bila ada tanaman maka dipastikan kualitas udara di sekitarnya menjadi lebih bagus. Selain itu juga akan menambah nilai dekorasi ruang menjadi lebih menarik," ujarnya, Senin (1/8/2016).
Suci menjelaskan tanaman-tanaman di dalam rumah ini biasa disebut tanaman indoor. Tanaman ini merupakan tanaman-tanaman hias yang sengaja ditanam di dalam rumah karena adaptif terhadap kebutuhan cahaya rendah tapi bukan tak perlu cahaya sama sekali.
Pasalnya apabila di ruangan tidak terdapat cahaya sama sekali maka sebagian besar tanaman tidak dapat tumbuh. Cara mensiasati ruangan yang tak memiliki akses cahaya maka perlu dibuat pencahayaan buatan seperti lampu untuk membantu proses fotosintesis tanaman agar bisa bertahan hidup.
"Peletakan tanaman indoor sebaiknya diletakkan di pojok teras depan dan teras belakang, ruang tamu, foyer atau ruang transisi dalam rumah. Kemudian di atas meja, lantai, dan juga bisa diletakkan di depan jendela tempat cuci piring dapur," ujarnya.
Bagaimana dengan jenis-jenis tanamannya? Suci menuturkan tanaman-tanaman indoor ini diklasifikasikan berdasarkan kebutuhannya terhadap cahaya.
Pertama, tanaman dengan kebutuhan cahaya minim. Tanaman ini harus diletakkan dekat jendela, jaraknya kurang lebih 300 cm dari bibir jendela. Bisa pula diletakkan pada ruang dengan bukaan cahaya yang masuk 1-2 jam per hari.
Adapun jenis tanaman yang masuk kategori ini adalah philodendron, beberapa jenis pakis, beberapa jenis lily, sansiviera, supli, pakis boston atau kruwel, palem bambu, dan karet hias.
Kedua, tanaman dengan kebutuhan cahaya intensitas menengah. Untuk aplikasinya tanaman-tanaman ini mesti diletakkan dekat jendela dengan jarak kurang lebih 150-300 cm dari bibir jendela.
"Selain itu tanaman juga bisa diletakkan pada ruang dengan bukaan pasokan cahaya yang masuk 2-6 jam per hari," ujarnya.
Untuk jenis tanaman-tanamannya adalah anthurium, begonia, lili paris, palem sikas, asparagus, hanjuan, aglaonema, calathea, sirih-sirihan, peperomia, palem kuning, palem waregu, andong atau massangeana cane,anggrek dendrobium, anggrek phalaenopsis atau anggrek bulan.
Ketiga, tanaman dengan kebutuhan cahaya intensitas tinggi. Suci menuturkan tanaman-tanaman kategori ini mesti ditaruh dekat jendela dengan jarak sekitar 0-150 cm dari bibir jendela. Atau bisa pula diletakkan pada ruang dengan pasokan cahaya yang masuk 6-8 jam per hari.
Ragam tanaman-tanaman ini yaitu zebra atau fittonia berdaun indah, palem norfolk atau cemara norfolk, nolina pony tail palm, aneka puring, tanaman merambat english ivy, kaktus atau sukulen, dan walisongo atau schefflera.
Wakil Ketua Bidang Litbang Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI) ini mengingatkan tanaman pada malam hari menyerap oksigen sama dengan manusia. Agar tak terjadi perebutan karbondioksida maka tanaman sebaiknya dikeluarkan dari ruangan atau diletakkan di lokasi lain yang jauh dari aktivitas bernafas manusia.
Selain mengenali jenis tanaman, hal lain yang perlu diperhatikan pemilik rumah adalah pot tanaman. Secara umum pot memiliki tiga bentuk mulut yakni kotak, bundar, dan lonjong dengan ketinggian atau diameter yang beraneka.
Kemudian material pot sangat beragam yaitu porselen, tanah liat, semen, plastik bambu atau kayu, kaleng, dan aneka barang bekas. Berbagai material tersebut bisa menjadi pilihan meletakkan tanaman-tanaman indoor, tentu dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Berbahan porselen umpamanya, harganya relatif mahal dan mudah pecah. Namun biasanya pot ini memiliki ornamen dan seni ukiran kriya sehingga cocok untuk tanaman mahal. Adapun pot berbahan tanah liat, keunggulannya harga relatif murah dan membuat sirkulasi air dan udara tanaman sangat mudah mengalir.
Kemudian pot berbahan plastik harganya pun relatif lebih murah dengan masa pakainya lebih lama dibanding tanah liat. Diameter beragam mulai dari 5cm hingga 100cm dan warna serta desain beragam. Umumnya diproduksi massal dengan kemiripan yang mendekati sama, ringan dan kuat.
"Dinding pot yang tidak berpori sehingga suhu media cenderung tidak stabil, menjadi lebih tinggi ketika terkena panas dan air cenderung susah untuk keluar melalui dinding pot," ujarnya.
Soal pot-pot ini harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam, sifat dan karakter dan ukuran bola akar tanaman serta kemungkinan frekuensi pemindahan lokasi pot. "Ukuran pot sangat ditentukan oleh besarnya bola akar tanaman tersebut dan tinggi tanaman. Hal ini terkait jumlah kepadatan akar dan ruang media yang cukup untuk terus tumbuh," ujarnya.
Mengenai pilihan warna pot disarankan sesuai dengan dekorasi ruangan. Bila ruang bermain di satu gradasi warna, maka sebaiknya memilih warna yang berada dalam gradasi yang sama dengan interior. Namun bila tujuannya sebagai ornamen dekorasi yang menjadi fokus ruangan maka bisa bermain di warna kontras.