Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siti Nurbaya: Saya Bukan Menteri Cengeng, Apa-Apa Lapor Presiden

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya siap mendatangi satu per satu koleganya di Kabinet Kerja untuk merumuskan dokumen Nationally Determined Contributions (NDC) sebagai bukti komitmen Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. /Bisnis.com
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya siap mendatangi satu per satu koleganya di Kabinet Kerja untuk merumuskan dokumen Nationally Determined Contributions (NDC) sebagai bukti komitmen Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim.

“Bagaimanapun aspek perubahan iklim ini terkait masyarakat sehingga harus ada banyak pihak lain yang terlibat,” katanya dalam acara Komunikasi Publik: Nationally Determined Contributions di Jakarta, Kamis (11/8/2016).

NDC akan berisi skenario-skenario Indonesia dalam menekan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030. Komitmen pemangkasan emisi telah dinyatakan pemerintah  dalam konferensi The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Paris, Prancis, pada Desember 2015.

Nantinya, setiap sektor ekonomi akan berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim. Dalam dokumen NDC sementara, ada lima sektor yang berperan dalam pemangkasan emisi yakni energi, kehutanan, limbah, industri, dan pertanian.

Siti mengakui kerja sama antarotoritas yang menangani lima sektor tersebut tidak mudah. Meski demikian, dia berjanji akan langsung berkonsultasi dengan menteri-menteri terkait, tanpa harus meminta Presiden Joko Widodo turun tangan.

“Padahal, buat apa saya menghadap menteri satu-satu, saya juga menteri. Saya tidak cengeng, apa-apa lapor Presiden. Ini karena saya yakin birokrasi bisa membantu,” ujarnya.

Politisi Partai Nasdem ini menargetkan dokumen final NDC tuntas pada September 2016. Selanjutnya, dokumen itu akan diserahkan ke Presiden dan berikutnya ke Sekretariat UNFCCC sebagai dokumen ratifikasi Perjanjian Paris 2015.

Dalam rencana NDC, sektor kehutanan diharapkan dapat menurunkan 12,42% dari total emisi gas rumah kaca total Indonesia pada 2030. Sektor energi tetap menjadi kontributor terbesar sebanyak 15,87% diikuti limbah (0,6%), pertanian (0,17%), dan industri (0,09%).

Di tempat yang sama, Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menyebutkan langkah-langkah penurunan emisi tersebut bisa bertabrakan dengan beberapa proyek strategis nasional. Dia mencontohkan rencana pemerintah untuk menggeber 1 juta ha lahan perkebunan komoditas pangan.

Walau begitu, Kasdi  memastikan Kementan pun sudah menyiapkan sejumlah program untuk mengurangi emisi di sektor pertanian. Beberapa di antaranya adalah menggalakkan produksi biogas dari kotoran ternak.

Guna mempertahankan produktivitas komoditas strategis, Kementerin juga akan menggenjot peremajaan lahan. “Yang bisa diremajakan itu seperti kakao, kelapa, kelapa sawit,” kata Kasdi.

Senada, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana memastikan sektor energi siap untuk berkontribusi dalam penurunan emisi. Langkah yang bisa dilakukan a.l. dengan masifikasi energi ramah lingkungan seperti biofuel maupun mengampanyekan pemakaian peralatan hemat energi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper