Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Berpeluang Penuhi Kebutuhan Kopi Dunia

Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah menyatakan Indonesia berpeluang memenuhi kebutuhan kopi dunia yang permintaannya terus meningkat.
Ilustrasi minum kopi/theguardian
Ilustrasi minum kopi/theguardian

Bisnis.com, SEMARANG - Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah menyatakan Indonesia berpeluang memenuhi kebutuhan kopi dunia yang permintaannya terus meningkat.

"Sebetulnya kalau permintaan kopi dari pasar-pasar ekspor yang biasa, seperti Jepang, Amerika Serikat, Eropa Barat, Italia, dan Spanyol masih stabil. Meski demikian ada beberapa negara yang peminum kopinya bertambah banyak," kata Wakil Ketua AEKI Jateng Mulyono Susilo di Semarang, Jumat (12/8/2016).

Beberapa negara dengan banyak peminum kopi, di antaranya Korea, Tiongkok, dan sebagian negara-negara di Eropa Timur.

Dia mengatakan Organisasi Kopi Internasional (ICO) memprediksikan pada 2020 akan terjadi defisit kopi 10 juta karung dengan perhitungan satu karung berisi 60 kg kopi.

"Defisit ini terjadi akibat kenaikan konsumsi di Tiongkok dan negara-negara produsen seperti Indonesia dan Vietnam. Pertanyaannya 10 juta karung ini dari negara mana. Dalam hal ini Indonesia ada kesempatan untuk memenuhi kekurangan kopi dunia," katanya.

Untuk dapat memanfaatkan kesempatan tersebut, saat ini seluruh pihak baik pemerintah, pengusaha atau eksportir, maupun petani harus sama-sama membangun di hulunya.

"Kami harapkan hasilnya positif. Harapannya petani-petani muda mau berperan kembali ke perkebunan," katanya.

Selain itu, diharapkan petani bersedia menerima arahan untuk merawat tanaman agar lebih produktif, salah satunya dengan metode "pruning" atau pemangkasan.

"Saat ini petani di Indonesia jarang melalukan metode 'pruning' atau pemilihan cabang yang masih bagus yang masih bisa menghasilkan buah," katanya.

Padahal, jika metode itu diterapkan hasil buah kopi akan semakin banyak dan berkualitas.

"Di Vietnam dan Brazil program 'pruning' dijalankan. Selesai panen cabang yang kurang bagus akan 'dipruning', tahun depan akan keluar cabang baru yang segar, tahun berikutnya akan terjadi pembungaan yang maksimal. Ini yang membuat produksi mereka sangat besar," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper