Bisnis.com, YOGYAKARTA - Komite Ekonomi dan Industri Nasional menyatakan pemanfaatan biomassa dari minyak kelapa sawit dan kompos sebagai pelengkap penggunaan energi industri pulp dan kertas nasional bisa menghemat Rp13,23 triliun.
"Pemanfaatan biaya energi dari pemanfaatan biomassa tersebut sangat besar, yaitu Rp13,23 triliun pada Tahun 2020 dan Rp14,97 triliun pada 2025," ujar Anggota KEIN Hendri Saparini saat dihubungi dari Yogyakarta, Selasa (8/11/2016).
Dia mengatakan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam sektor industri, terutama manufaktur, bisa mengurangi biaya produksi atau menghemat biaya energi perusahaan.
Hal itu, katanya, sudah dirasakan oleh industri pulp dan kertas nasional bahwa penggunaan biomassa dari minyak kepala sawit, black liquor, bark atau kulit pohon, serbuk kayu dan kompos, bisa menghemat biaya penggunaan energi industri pulp dan kertas nasional sekitar 10%-20%.
Menurutnya, penghematan itu bisa diraup dengan asumsi ada efisiensi penggunaan bahan bakar energi dengan menggunakan biomassa dan dibarengi dengan akselerasi.
"Antara lain, penambahan hutan tanaman industri (HTI) pada 2012-2018, dan tingkat utilisasi pulp 90% per tahun dan kertas 90% per tahun," kata dia.
Dia menjelaskan penghematan biaya energi sebesar 10%-20% jelas bukan angka yang kecil. Dengan menghemat penggunaan energi, kata dia, produk-produk yang dihasilkan industri kertas dan pulp nasional bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari negara lain, khususnya Asean.
Pemanfaatan Biomassa di Sektor Pulp dan Kertas Bisa Hemat Rp13,23 T
Komite Ekonomi dan Industri Nasional menyatakan pemanfaatan biomassa dari minyak kelapa sawit dan kompos sebagai pelengkap penggunaan energi industri pulp dan kertas nasional bisa menghemat Rp13,23 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
32 menit yang lalu