Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan kebutuhan likuiditas sampai akhir tahun akan terpenuhi. Menurut dia, perkiraan permasalahan fiskal yang akan mengurangi jumlah likuiditas tidak akan terjadi karena pemerintah dan bank sentral berusaha menjaganya dalam kondisi memadai.
Pengetatan likuiditas bisa terjadi akibat pemerintah akan terus memaksimalkan belanja modal dari penerimaan negara hingga akhir tahun, selain itu juga ada rencana pre-funding yang hingga saat ini jumlahnya masih dikaji.
Selain itu, pembayaran dana tebusan amnesti pajak oleh masyarakat akan mengurangi jumlah likuiditas karena masuk dalam keuangan pemerintah. “Pemerintah bersama BI akan selalu melakukan kerja sama untuk meyakinkan bahwa jumlah kebutuhan likuiditas sampai akhir tahun akan dipenuhi,” katanya, di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Ekonom Senior Kenta Institute Eric Sugandi menilai kompetisi yield surat utang negara dalam menarik dana menjadi salah satu faktor penyebab ketatnya likuiditas. Namun, pada tahun depan, apabila dana dari kebijakan amnesti pajak dapat masuk dalam jumlah besar dan pelonggaran kebijakan moneter dapat menyebabkan likuiditas membaik.
“Sementara, BI masih punya ruang untuk longgarkan kebijakan moneter tahun depan setelah tekanan eksternal dari perkembangan sekonomi politik di Amerika Serikat mereda,” ucapnya.
Sebelumnya, Otoritas Moneter memberi sinyal untuk meningkatkan kewaspadaan dalam pengelolaan likuiditas dan membuka opsi untuk kembali pada kerangka kebijakan bias ketat pada tahun depan. Bank Indonesia menilai intensitas ketidakpastian ekonomi global akan meningkat pada 2017.