Bisnis.com, JAKARTA—Maskapai dengan pelayanan penuh, Saudi Airlines akan menambah frekuensi penerbangan di Surabaya dan Makassar sepanjang periode Maret-Mei 2017 seiring dengan melonjaknya permintaan umrah.
Untuk Surabaya, Saudi Airlines akan menambah frekuensi terbang atau extra flight sebanyak enam penerbangan. Sementara untuk Makassar, maskapai pembawa bendera Arab Saudi itu menambah sebanyak empat penerbangan.
Vice President Sales & Marketing General Sales Agent-Indonesia Saudi Airlines Herry Setiawan mengatakan penambahan frekuensi terbang merupakan bagian dari antisipasi Saudi Airlines dalam menghadapi lonjakan permintaan.
“Permintaan dari pasar sangat tinggi, khususnya untuk umrah. Sudah tidak bisa tertampung lagi dengan kapasitas yang telah disediakan untuk penerbangan berjadwal saat ini,” katanya di Jakarta, Senin (20/03).
Untuk diketahui, saat ini Saudi Airlines melayani penerbangan berjadwal Makassar-Madinah sebanyak dua penerbangan per pekan. Sementara untuk penerbangan berjadwal Surabaya-Madinah dilayani sebanyak tiga penerbangan per pekan.
Selain itu, maskapai juga melayani penerbangan Jakarta-Jeddah dengan frekuensi terbang 13 kali per pekan, Jakarta-Riyadh-Madinah 2 kali per pekan, Jakarta-Madinah 5 kali per pekan, dan Medan-Madinah 2 kali per pekan.
“Untuk Jakarta dan Medan, kami lihat kapasitas kursinya masih cukup untuk melayani para pengguna jasa angkutan udara, khususnya dari Jakarta, di mana total penerbangannya saat ini telah mencapai 20 penerbangan per pekan,” tutur Herry.
Meski begitu, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan Saudi Airlines akan menambah jumlah frekuensi terbang kembali ke depannya. Apalagi, pasar jasa angkutan udara Indonesia-Arab Saudi yang digarap maskapai baru mencapai 30%.
Sementara itu, Managing Director General Sales Agent-Indonesia Saudi Airlines Andri Bermawi menuturkan bahwa permintaan pasar umroh di Indonesia setiap tahunnya terus bertambah.
“Pada tahun lalu, Saudi Airlines menerbangkan sekitar 650.000-700.000 penumpang umroh dari Indonesia. Untuk tahun ini, kami berharap bisa bertambah menjadi sekitar 800.000 penumpang,” ujarnya.
Andri menambahkan tingkat keterisian kursi pesawat pada tahun lalu juga cukup memuaskan, yakni rata-rata sekitar 80%. Adapun, pesawat yang dioperasikan Saudi Airlines adalah pesawat berbadan lebar B747 dengan kapasitas 450 kursi.
Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menilai pasar umrah di Indonesia merupakan pasar yang gemuk bagi maskapai. Alhasil, banyak maskapai yang ingin juga ikut merasakan keuntungan dari pasar itu.