Bisnis.com, JAKARTA -- Operator 13 bandara di Indonesia barat, PT Angkasa Pura II akan segera menandatangani nota kesepahaman dengan PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) guna menjadi operator/pengelola Bandara Jawa Barat Kertajati.
Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan kerjasama pengoperasian bandara segera dimulai dengan penandatanganan framework commitment dan nota kesepahaman antara AP II dan BIJB.
“Kami optimistis akan dapat membawa Bandara Jawa Barat menjadi bandara yang secara maksimal dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya Jawa Barat," katanya, Minggu (23/7/2917).
Awaluddin mengapresiasi atas kepercayaan yang diberikan Pemprov Jabar kepada perseroan. Menurutnya, AP II dan BIJB akan membahas lebih detail menyangkut pengoperasian bandara tersebut dalam waktu dekat ini.
Dia menyampaikan AP II juga berminat untuk ikut terlihat dalam pengembangan Aerocity di kawasan Bandara Kertajati. Menurutnya, AP II membuka pintu bagi BIJB apabila ingin membentuk perusahaan patungan (joint venture).
“Kami berminat untuk terlibat dalam pengembangan Aerocity. Tidak menutup kemungkinan, AP II dan BIJB membentuk joint venture company yang fokus pada pengembangan usaha di bandara,” tuturnya.
Baca Juga
Awaluddin menambahkan bahwa pembangunan Bandara Jawa Barat ditargetkan rampung pada awal 2018. Apabila tidak ada aral melintang, AP II dan BIJB mulai mengoperasikan Bandara Jawa Barat pada semester I/2018.
Seperti diketahui, Bandara Jawa Barat akan memiliki terminal berkapasitas 5 juta penumpang per tahun pada tahap pertama ini dengan mengoperasikan satu landas pacu (runway) dengan panjang 3.000x60 meter.
Kemudian, pada tahap selanjutnya, kapasitas terminal Bandara Jawa Barat akan kembali ditingkatkan hingga 18 juta penumpang per tahun. Adapun, jumlah landas pacu juga akan ditambah menjadi dua landas pacu.
Bandara Pemantau
Di sisi lain, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia tengah merampungkan pembangunan menara pemantau di Bandara Jawa Barat dengan nilai investasi Rp58,3 miliar.
Wisnu Darjono, Direktur Operasi Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/AirNav Indonesia) mengatakan investasi sebesar Rp58,3 miliar itu sudah termasuk dengan tower set.
“Kebutuhan fasilitas navigasi penerbangan memang harus dipenuhi lebih dulu sebelum mulai mengoperasikan bandara. Apalagi, Bandara Jawa Barat ditargetkan mulai beroperasi pada 2018,” ujarnya.
Setelah pembangunan menara pemantau itu rampung, AirNav akan mempersiapkan fasilitas penunjang navigasi penerbangan lainnya. Rencananya, seluruh fasilitas navigasi penerbangan akan selesai pada akhir 2017.
Pada awal 2018, AirNav akan mulai melakukan serangkaian trial terkait kenavigasian, mulai dari komunikasi, koordinasi dan lain sebagainya. Adapun, trial tersebut juga akan melibatkan pengelola bandara dan maskapai.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan Direktorat Navigasi Penerbangan Kemenhub terkait dengan sertifikasi. Sebelum beroperasi di Kertajati, AirNav harus mengantongi sertifikasi fasilitas dan pelayanan navigasi,” kata Wisnu.