Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peremajaan Komoditas Perkebunan Dipercepat

Pemerintah bertekad mempercepat peremajaan komoditas perkebunan mulai tahun ini untuk menutup kebutuhan bahan baku industri.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kiri) dan Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Dodi Reza Alex (kiri) berbincang di tengah perkebunan sawit usai peluncuran penanaman perdana program peremajaan kebun kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat (13/10)./ANTARA-Nova Wahyudi
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kiri) dan Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Dodi Reza Alex (kiri) berbincang di tengah perkebunan sawit usai peluncuran penanaman perdana program peremajaan kebun kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat (13/10)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah bertekad mempercepat peremajaan komoditas perkebunan mulai tahun ini untuk menutup kebutuhan bahan baku industri.

Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Musdhalifah Machmud mengatakan industri hasil perkebunan terus bertumbuh, misalnya terjadi pada pabrik pengolahan kakao. Kebutuhan bahan baku yang meningkat harus diikuti oleh peningkatan suplai dari dalam negeri. Dengan demikian, peremajaan tanaman kakao mendesak dilakukan.

"Kita harus percepat. Kalau tidak dilakukan sampai 2018, industri coklat akan shutdown karena kekurangan bahan baku," katanya, Senin (16/10/2017).

Menurut Musdhalifah, 35 juta batang benih sedang disiapkan, meliputi karet, kopi, pala, dan lada. Dia berujar akselerasi pembangunan infrastruktur harus dimanfaatkan untuk mempercepat peremajaan komoditas perkebunan. Langkah itu juga penting untuk mengangkat masyarakat perdesaan dan memecah kebuntuan akses ekonomi mereka.

Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang menambahkan 25% program pengadaan 35 juta banih telah terealisasi hingga Oktober. Kementan menargetkan seluruh benih tersalurkan medio Desember.

"Setelah itu, tahun depan kami akan fokus intensifikasi," ujarnya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Darmin Nasution memerinci 35 juta bibit mencakup 4,8 juta batang bibit kopi; 2,7 juta bibit pala; 2 juta bibit lada; dan 5,7 juta bibit karet. Untuk kebutuhan itu, pemerintah mengalokasikan dana Rp2,4 triliun dalam APBN Perubahan 2017.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper