Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekadaya Multi Adiprima Genjot Kapasitas Produksi Pabrik 2.500 Ton

Pemasok komponen otomotif Rekadaya Multi Adiprima meningkatkan produksi pabrik sebanyak 2.500 ton per tahun untuk produk nonwoven guna menyokong kebutuhan peredam.
Deretan mobil baru  di terminal mobil, di Pelabuhan Tanjung Priok./JIBI-Nurul Hidayat
Deretan mobil baru di terminal mobil, di Pelabuhan Tanjung Priok./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Pemasok komponen otomotif Rekadaya Multi Adiprima meningkatkan produksi pabrik sebanyak 2.500 ton per tahun untuk produk nonwoven guna menyokong kebutuhan peredam.

Farri Aditya, Wakil Presiden Direktur PT Rekadaya Multi Adiprima (RMA) menyampaikan penambahan line produksi pabrik telah dimulai pada tahun ini dan diperkirakan selesai pada kuartal kedua 2018. Saat ini, kemampuan produksi pabrik mencapai 5.000 ton per tahun. Dengan penambahan ini, kapasitas produksi perusahaan dapat mencapai 7.500 per tahun.

“Pada tahun depan belum bisa sepenuhnya bisa memproduksi sebanyak 7.500 ton per tahun, hal ini karena lini produksi baru ini akan mulai berproduksi pada pertengahan tahun,” kata Farri, Rabu (15/11/2017).

Menurutnya, pada tahun depan kapasitas produksi nonwoven baru mencapai 6.000 ton hingga 6.500 ton per tahun. Produksi sebesar 7.500 ton per tahun diperkirakan tercapai pada 2019. Peningkatan produksi ini seiring dengan pertumbuhan jumlah permintaan dari berbagai manufaktur otomotif untuk produk nonwoven.

 "Jumlah dana yang dikeluarkan untuk investasi ini belum bisa dirilis, tetapi sebagai gambaran jumlahnya cukup besar," imbuhnya.

Saat ini, sekitar 75% manufaktur kendaraan di Indonesia adalah klien dari PT RMA. Jumlah ini meningkat 10% dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya mencapai 65%. Beberapa klien utama untuk produk nonwoven RMA di antaranya Astra Daihatsu, Honda Prospect Motor, Hino Motors Manufacturing, Suzuki Indomobil Motor, Krama Yudha Tiga Berlian Motor, Toyota Boshoku Indonesia, dan lain-lain.

RMA mengklaim bahwa perusahaan telah memenuhi tingkat komponen dalam negeri hingga 85% atau naik 5% dibandingkan dengan sebelumnya. Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat nonwoven adalah serat alami dari tanaman rami, pohon pisang, kelapa dan lain-lain yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa.

"Dengan peningkatan produksi tersebut kami akan mengincar sumber bahan baku lain seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi," ujarnya.

RMA memiliki pabrik yang berlokasi di Cikarang, Karawang, dan Cibubur. Setiap pabrik tersebut memiliki luas sekitar 1,5 hektare—2 hektare. Perusahaan mempekerjakan lebih dari 400 orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper