Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) mendorong optimalisasi kinerja laboratorium Bea dan Cukai untuk pengujian dan identifikasi barang di sejumlah pelabuhan yakni di Tanjung Emas Semarang, Merak dan Bandar Lampung untuk mengantisipasi praktik penyelundupan.
Sekjen Badan Pengurus Pusat GINSI, Erwin Taufan mengatakan, pelaku usaha khususnya importir di Indonesia akan terus mendukung upaya Ditjen Bea dan Cukai dan kementerian serta lembaga lainnya (K/L) untuk bersama-sama memerangi praktik masuknya barang ilegal yang merugikan pendapatan negara dan merusak kelangsungan industri didalam negeri.
“Ginsi akan terus melakukan edukasi kepada para importir di tanah air untuk menyukseskan program Pemerintah dalam meningkatkan penerimaan negara khususnya dari bea masuk barang impor dengan cara yang benar. Makanya kami menilai penambahan fasilitas uji identifikasi barang oleh Bea dan Cukai itu langkah yang sudah lama kami harapkan,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (19/12/2017).
Taufan mengatakan, importir selama ini merasakan bahwa fasilitas laboratorium pengujian dan identifikasi barang dapat secara cepat, tepat dan akurat memberikan kepastian penetapan tarif pos guna menetapkan besaran Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI).
“GINSI juga sudah memiliki program akan lakukan sinergi berkesinambungan dengan Bea dan Cukai di seluruh pelabuhan untuk menyukseskan program pemerintah dalam menekan dwelling time dan memangkas biaya logistik nasional,” tuturnya.
Dia mengatakan, khusus di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta yang selama ini menangani lebih dari 65% kegiatan ekspor impor, perlu terus dilakukan edukasi dan sosialiasi kepada importir agar para perusahaan tersebut dapat meningkatkan kualifikasi perusahaanya, sebab masih terdapat sekitar 15% kualifikasi importir di pelabuhan Priok merupakan importasi jalur kuning dan jalur merah, dan sisanya atau 85% merupakan importasi jalur mita/prioritas.
Ditjen Bea Cukai telah memiliki fasilitas laboratorium pengujian dan identifikasi barang yang berada di Jakarta, Medan Sumut, dan Surabaya yang telah terakreditasi ISO 17025:2008, serta tiga laboratorium satelit yang telah mendukung tugas dan fungsi Kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Soekarno-Hatta, dan Dumai.
Pada 18 Desember 2017, Ditjen Bea dan Cukai menambah lagi tiga fasilitas pengujian identifikasi barang di Tanjung Emas Semarang, Merak dan Bandar Lampung.
Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan, fasilitas itu diyakini dapat mempercepat pelayanan terhadap pengujian dan identifikasi barang ekspor impor yang tentunya turut mendukung percepatan dwelling time sebagai program pemerintah untuk meningkatkan Logistic Performance Index Indonesia.(k1)