Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan menyoroti serapan APBN Kementerian Perhubungan yang tidak pernah mencapai 90% dalam kurun 10 tahun terakhir.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anggaran yang diberikan pada Kementerian Pehubungan selalu meningkat, pada 2010 Kementerian ini memiliki anggaran hanya Rp17,8 triliun tetapi pada tahun ini meningkat hingga Rp48,2 triliun. Sayangnya, soal serapan tidak ada yang pernah mencapai 90%.
Bahkan pada periode 2015 karena ambisi Presiden untuk banyak melakukan pembangunan anggaran pun melonjak dari Rp37 triliun menjadi Rp65 triliun, dengan serapan yang bisa dibelanjakan hanya Rp47 triliun.
“Kalau kita lihat, sejak 2009 realisasi Kementerian Perhubungan hanya berkisar 87% bahkan pernah drop sampai 72%, maka timbul pertanyaan bagaimana kapasitas yang dimiliki Kementerian untuk membelanjakan dana secara baik. Saya memiliki keyakinan Kementerian ini kaget diberi anggaran yang banyak,” katanya dalam pengarahan Pembukaan Rapat Koordinasi Penyusunan Kebutuhan Rencana Kerja Anggaran 2019 Kementerian Perhubungan, Kamis (1/2/2018).
Sri Mulyani mengemukakan sayangnya anggaran yang besar tersebut tidak dapat dikelola dengan mindset yang ada. Pasalnya, keberhasilan mengelola anggaran belum tentu menentukan kemampuan mengelola tambahan anggaran.
Dirinya juga menyoroti pada 2015 anggaran belanja barang Kementerian Perhubungan meningkat hingga Rp5 triliun dari tahun sebelumnya. Padahal penggunaan gedung dan biaya listrik dipastikan tidak banyak yang berubah. Sri Mulyani pun menduga anggaran ini dihabiskan untuk perjalanan dinas.
Menurutnya, Kementerian Keuangan bukan anti untuk melakukan tambahan anggaran tetapi jika tidak menghasilkan dosanya akan besar sekali. Sebab dana tersebut berasal pajak yang dipungut dari masyarakat.
“Dosa kita akan bertumpuk karena tidak bisa menggunakan anggaran, memanfaatkan uang rakyat, belum lagi kalau ada tindakan korupsi. Kementerian Perhubungan juga masih populer dengan reputasi korupsi,” katanya.