Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah banyak menyasar proyek infrastruktur, Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) mulai membidik pembiayaan ekuitas untuk sektor lainnya di bidang perumahan, industri dan perkebunan dengan target pendanaan mencapai US$3 miliar pada semester II/2018.
CEO Unit Tim Fasilitasi PINA Ekoputro Adijayanto mengatakan spektrum investasi yang didasar PINA saat ini lebih bervariasi setelah berjalannya ekosistem investasi yang dibina PINA selama setahun terakhir.
"Semester II/2018 ditargetkan PINA mendapatkan raising fund equity sampai US$3 miliar di proyek-proyek yang berada di sektor-sektor tersebut," tuturnya kepada Bisnis, Minggu (3/6/2018).
Eko enggan merinci sejumlah perusahaan yang akan berkontribusi dalam pembiayaan ekuitas di sektor baru tersebut. Namun, dia menyebut rencananya akan ada penandatanganan nota kesepahaman salah satu proyek pada bulan ini.
Belum lama ini, lewat PINA, PT PP (Persero) Tbk. telah meneken akta perjanjian untuk menerbitkan surat berharga perpetual dengan jumlah pokok Rp1 triliun secara bertahap. Dana yang dihimpun tersebut akan dikucurkan ke proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Meulaboh, Aceh.
Eko menyatakan pihaknya masih optimis untuk menyelesaikan beberapa proyek di sektor infrastruktur sesuai dengan pipeline PINA.
"Seperti porsi Perpetual Notes PLTU Meulaboh tahap II dan beberapa power plant di bawah anak perusahaan PLN, Waskita Toll Road," jelasnya.
PINA sebelumnya juga menargetkan dapat menyelesaikan pembiayaan ekuitas untuk proyek-proyek yang digagas sejak awal, yakni Aerocity Kertajati dan industri pesawat R80.
Dalam pipeline awal PINA, setidaknya terdapat 34 proyek infrastruktur yang siap ditawarkan kepada investor potensial selama dua tahun pertama. Saat ini, total pipeline proyek PINA mencapai 36 proyek dengan total nilai US$24,14 miliar.
Beberapa proyek di antaranya adalah 19 proyek jalan tol senilai Rp148,6 triliun, 4 proyek penerbangan yang berupa bandara dan pesawat senilai Rp58,5 triliun, 10 proyek pembangkit dan transmisi listrik senilai Rp127,6 triliun, dan 1 proyek pariwisata senilai Rp13,5 triliun.
PINA berfungsi memfasilitasi, menyediakan pipeline proyek, hingga membentuk ekosistem investasi untuk proyek infrastruktur. Pendanaan kepada proyek bisa berbentuk pembiayaan ekuitas langsung dan instrumen investasi ekuitas, seperti Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), perpetuity notes sampai callable preferred stocks.
Semester II/2018, PINA Sasar Investasi di Luar Infrastruktur
Setelah banyak menyasar proyek infrastruktur, Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) mulai membidik pembiayaan ekuitas untuk sektor lainnya di bidang perumahan, industri dan perkebunan dengan target pendanaan mencapai US$3 miliar pada semester II/2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Editor : Annisa Margrit
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
16 menit yang lalu
Pertamina Group Siaga Layani Masyarakat Saat Nataru 2024-2025
22 menit yang lalu