Bisnis.com, JAKARTA - Obligasi dan saham Italia melonjak pada hari Senin (11/6/2018) di tengah reli euro, setelah Menteri Keuangan Giovanni Tria membuat jaminan bahwa Italia akan tetap berkomitmen menggunakan mata uang bersama.
Surat utang dengan tenor dua tahun, yang paling terpengaruh oleh gejolak politik baru-baru ini, memimpin reli dengan imbal hasil menyentuh level terendah sejak Rabu.
Dilansir Bloomberg, Tria mengatakan kepada surat kabar Corriere della Sera akhir pecan lalu bahwa "tidak ada diskusi" dari setiap proposal untuk meninggalkan mata uang euro dan bahwa pemerintah juga akan mencegah setiap kondisi pasar yang akan mendorong menuju keluarnya Italia dari uni eropa.
"Ini adalah salah satu referensi pertama mengenai tetap mengendalikan rencana fiskal, dan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan spread BTP-bund ke tingkat yang sama seperti pada 2011-2012," ungkap Arne Lohmann Rasmussen, analis di Danske Bank, seperti dikutip Bloomberg,
“Kami berharap adanya stabilisasi dalam spread BTP-bund,” lanjutnya.
Kekhawatiran investor di Italia telah berpusat di sekitar masa depan negara di zona euro setelah partai Five Star Movement dan Liga, yang cenderung skeptis terhadap Uni Eropa, membentuk koalisi.
Baca Juga
Kedua partai baru itu juga berjanji untuk meningkatkan pengeluaran dan memperkenalkan pajak tetap bagi keluarga dan perusahaan, yang diperkirakan menelan biaya lebih dari 100 miliar euro (US$118 miliar) pada tahun pertamanya.
Imbal hasil obligasi pemerintah Italian bertenor dua tahun turun 50 basis poin menjadi 1,15%, sementara imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun 29 basis poin menjadi 2,84%.
Saham Italia melonjak, dengan Indeks FTSE MIB naik 2,1% pada pukul 9,02 WIB waktu setempat, dipimpin oleh Intesa Sanpaolo SPA dan Banco BPM SPA. Indeks telah turun 2,3% sejak awal tahun hingga Jumat. Sementara itu, mata uang euro naik 0,4% menjadi US$1,1820.
Tidak semua yakin bahwa komentar Tria menjamin dorongan besar seperti itu, mengingat tantangan program fiskal pemerintah yang baru dapat menggelembungkan utang negara menjadisekitar 130% dari Produk Domestik Bruto.